Mohon tunggu...
Devi Kumalasari
Devi Kumalasari Mohon Tunggu... -

add akun twitternya vie ya @vie_kumalasari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cepat Tanggap SBY dalam Penanganan Gunung Kelud

16 Februari 2014   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber gambar:bpbd.magelangkab.go.id Peningkatan aktivitas Gunung Kelud mulai terjadi di akhir tahun 2013, pada tanggal 10 Februari 2014 Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi SIAGA yang kemudian pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 21.15 wib statusnya dinaikkan kembali menjadi status AWAS (Level IV) status ini adalah status bahaya tertinggi sehingga dalam radius 10 km dari puncak gunung harus dikosongkan dari manusia. Sebelum sempat pengungsian dilakukan, pada pukul 22.50 telah terjadi ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti halnya pada tahun 1990 di prediksi akan terjadi setelah hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur. Suara ledakan dilaporkan terdengar sampai Kota Solo, Jogjakarta bahkan Purbalingga. Dampak berupa abu vulkanik pad atanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo, bahkan di Jogjakarta hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat melebihi abu vulkanik. Dampak debu abu vulkanik juiga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberaoa daerah lain di Jawa. Pada Hari Jum'at tanggal 14 Februari 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan Rapat Kabinet Terbatas Penanggulangan Status Tanggap Darurat terhadap dampak Erupsi Gunung Kelud. dalam Rapat tersebut Presiden SBY mengintruksikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur Jawa Timur, Panglima TNI, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, untuk bergerak cepat membantu proses tanggap darurat khususnya menyangkut penanganan para pengungsi. "Saya juga sudah berbicara dengan Gubernur Jawa Timur Sukarwo yang sudah dilokasi. Saya juga sudah memberikan instruksi kepada Panglima TNI dan Kapolri. Meski sesungguhnya prajurit TNI dan Polri sudah berada di daerah pengungsian sejak seminggu lalu, tapi dengan letusan gunung Kelud ini, saya minta untuk ditingkatkan intensitas bantuannya" kata Presiden Yudhoyono. Dalam rapat terbatas itu, Presiden menyampaikan apresiasinya atas kesigapan BNPB, Kementerian ESDM, dan TNI serta pemda dalam menangani bencana ini. Apresiasi juga disampai Presiden SBY kepada masyarakat yang mendengarkan seruan dari pemerintah sehingga tidak jatuh korban. Presiden SBY juga meminta agar BNPB terus melakukan koordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memastikan prediksi intensitas letusan Gunung Kelud kedepannya. Presiden menyatakan, dalam waktu dua hari ini, pemerintah akan fokus melakukan kegiatan tanggap darurat di lokasi bencana letusan Gunung Kelud Kediri Jawa Timur. Dalam beberapa hari ke depan Presiden akan mengunjungi lokasi bencana. "Saya akan datang ke lokasi langsung untuk melihat seperti situasinya. Tetapi agar dua hari ini fokusnya pada tanggap darurat, saya tidak ingin justru malah mengganggu nanti konsentrasi daerah, konsentrasi aparat keamanan, semuanya untuk pengungsi kita, saudara-saudara kita. Insya Allah pada hari ketiga nanti berkunjung kesana, hari ketiga atau hari keempat untuk melihat langsung keadaan di lapangan," kata Presiden SBY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenuhi janjinya untuk sesegara mungkin meninjau penanganan korban letusan Gunung Kelud, yang terjadi Kamis (13/2) malam. Didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, Presiden SBY pada Minggu (16/2) pukul 07.00 WIB telah bertolak menuju Madiun, Jawa Timur, dengan menggunakan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta. Perjalanan dari Stasiun gambir ke Madiun ditempuh sekitar 11 jam dan sempat berhenti di Stasiun Kereta Api Cirebon, Purwokerto, Jogjakarta, dan Solo masing-masing selama 15 menit. Saat tiba di Stasiun KA Madiun, Presiden SBY akan disambut Kepala BNPB Syamsul Maarif, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wali Kota Madiun serta Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Propinsi Jawa Timur. Presiden dijadwalkan akan bermalam di Wisma Mulyono, Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Kabupaten Magetan yang berjarak 9,3 km dari Stasiun KA Madiun. Tiba di pangkalan TNI AU Iswahjudi, Presiden akan disambut oleh Bupati Magetan, Komandan di Pangkalan TNI AU Iswahjudi dan Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Magetan. Selanjutnya menuju kamar presiden untuk beristirahat. Pada keesokan harinya, Senin tanggal 17 Februari 2014 sekitar pukul 08.00 Wib, Presiden dan rombongan dijadwalkan menuju Posko Utama Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana  di Kawasan Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri dengan berkendaraan mobil sepanjang 92 Kilometer. Tiba di Posko Utama Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana, Presiden akan disambut oleh Kepala BNPB, Wakil Gubernur Jawa Timur saifullah Yusuf dan Bupati Kediri beserta Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kediri. Setelah itu, Presiden SBY  kemudian melanjutkan kunjungan ke Posko Pengungsian Balai Pamitran, Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Di Posko ini Presiden SBY akan disambut oleh wakil Bupati Kediri yang selanjutnya akan melakukan peninjauan. Presiden kemudian melanjutkan menuju Pendop Kabupaten Blitar dengan kendaraan mobil berjarak 42 km, tiba di Pendop akan disambut Bupati Blitar. Setelah itu, Presiden SBY akan menuju posko pengungsian Desa Nglegok, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Kemudian Presiden beserta rombongan menuju Wisma Gajah Mada, Pangkalan TNI AL Kota Malang untuk beristirahat. Pda hari ketiga, Presiden SBY akan menuju GOR Ganesha, Kota Batu yang berjarak 18 km yang kemudian akan melakukan peninjauan. Semoga saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah sabar dan tabah dalam menghadapinya, yakinlah bahwa kamu tidak sendiri. sumber data: wikipedia.com voaindonesia.com jurnas.com setkab.go.id sem

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun