Mohon tunggu...
Devi Kumalasari
Devi Kumalasari Mohon Tunggu... -

add akun twitternya vie ya @vie_kumalasari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jalan Pilu TKI Indonesia di Malaysia

3 Juli 2014   15:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:41 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar sedih kembali muncul dari para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Pada tanggal 18 Juni yang lalu, dikejutkan dengan pemberitaan bahwa kapal tongkang yang mengangkut 97 pekerja yang sebagian besar tidak memiliki izin, hendak pulang ke Indonesia, tenggelam di perairan Pulau Careym, Malaysia. Tercatat bahwa 16 orang meninggal dunia. Sebagian besar dari mereka hendak pulang ke Aceh.

Memilukan memang. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kita yang  di Malaysia memang memiliki aneka kisah sedih, terutama bagi mereka yang tidak memiliki izin kerja disana. Mereka sudah bertarung dengan nyawa ketika meninggalkan Indonesia, terlebih ketika mereka bekerja di Malaysia.

Disebabkan karena mereka tidak berizin. Mereka biasanya berangkat menaiki tongkang, kapal kecil yang biasanya dijejali penumpang. Ketika bekerja di negeri Malaysia itu, mereka bermain kucing-kucingan karena takut menjadi sasaran razia polisi Diraja Malayasia. Dan ketika lolos dari jerat hukum, mereka kembali harus berpikir bagaimana caranya ketika hendak pulang kembali ke Tanah Air.

Walhasil, jalan yang tak biasa atau "tikus"  yang selalu ditempuh. Mereka kembali naik tongkang, dan biasanya berangkat dari "dermaga" liar untuk kemudian menyisir perairaan secara sembunyi-sembunyi.

Cara seperti inilah yang ditempuh saudara-saudara TKI kita dari Aceh saat ingin  pulang. Dan menjadi menyedihkan karena penyebab tenggelamnya tongkang itu masih simpang siur. Polisi Diraja Malaysia menyebutkan bahwa tongkang itu kelebihan muatan. Sementara sejumlah penumpang yang selamat dalam insiden itu bersaksi bahwa tongkang mereka ditembaki oleh petugas Bea Cukai Malaysia.

Tongkang itu dikejar dan ditembaki sesaat setelah berlayar. Karena ketakutan, lantas juru mudi menghentikan tongkang tersebut. Sesaat kemudian, petugas Malaysia menabrak dengan kapal operasi. Sejumlah penumpang terpental ke laut, sedangkan beberapa orang lainnya memilih terjun karena takut. Kalau memang benar kesaksaian itu, tentu drama yang terjadi itu sangat mengerikan.

Di tengah korban tewas yang berjatuhan, tragedi tongkang TKI itu malah menjadi komoditas politik oleh salah satu Capres 2014. Calon presiden Joko Widodo yang ketika hendak memulai debat calon presiden, menyebutkan dan berharap para korban selamat. Padahal pada saat itu, semua orang sudah tahu bahwa 16 orang TKI telah tewas. Mereka tewas bersama mimpi hendak berpuasa dan berlebaran di kampung halaman.

Inilah tragedi menyedihkan pada kesekian kalinya TKI kita di luar negeri. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, mungkin saja tengah sibuk berkoalisi mendukung Joko Widodo. Oleh karena itu, pejabat yang satu ini tidak pernah terdengar suaranya.

Pada akhirnya pemerintah daerah Acehlah yang dibuat sibuk. Pemerintah Aceh bertekad mendorong Pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk menyelidiki penyebab musibah kapal karam tersebut dan mengungkapnya ke publik, agar tidak adanya polemik antarkedua negara.

Malaysia memang masih menjadi tanah harapan bagi sebagian besar calon TKI kita. TKI di Malaysia masih menyumbangkan remitansi atau kiriman uang terbanyak dibanding TKI dari negara lain. Tahun 2013, misalnya, para TKI kita di Malaysia mengirimkan remitansi 2,5 miliar dolar AS, 33 persen dari total remitan para TKI. Angka yang tidak kecil. Dan menjadi wajar jika kita memperhatikan mereka secara lebih serius.

Jakarta, 3 Juli 2014

sumber: Jurnas

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun