Duh udah seminggu lebih ya saya tidak online. Maklum kesibukan persiapan mengikuti pameran wedding memang lumayan menyita waktu, tenaga dan pikiran sehingga sudah tidak sempat lagi online. Pasca pameran juga langsung disibukkan dengan menguras rumah yang sedang kebanjiran. Hujan deras memang melanda kota Surabaya beberapa hari terakhir ini. Kebetulan juga paketan data internet saya sedang habis. Jadi lengkaplah sudah puasa onlinenya;)
Nah, kemarin baru agak senggang, rumah juga udah dipel bersih, badan juga sudah dipijat (pasca badan remuk redam berasa kaya maling ketangkep trus dipukuli orang sekampung-informasi tambahan yang tidak penting ;p), jadi bisa berangkat beli paketan internet. Dan baru sekarang bisa online lagi. Kangen pengen nulis status yang puanjang lagi ;p
Eh, betapa terkejutnya saya karena saat melihat status teman2mulai banyak yang melakukan sumpah serapah lagi. Hujan hujatan sliweran sana-sini. Pro kontra saling bertebaran. Apalagi kalo bukan karena peristiwa yang sedang hits saat ini, polemik atau drama cicak vs buaya episode 2.
Yang tidak setuju Jokowi terpilih jadi presiden macam mas @Beryl Yusirawanto dengan lantang berteriak "SATRIO PININGIT (MAKAN TUH SALAM GIGIT JARI). Yang benar "PETRUK JADI RAJA"... MAKIN RUSAK NEGARA INI.. atau seperti mba @Sandra Saras yang mengatakan "Salam gigit jari# knapa skrg jadi diam? mana yg lantang menyanjung....lain kali pilihlah "orang yg benar" bukan sekedar "orang yang baik",gak usah perang argumen kenyataannya kita akan tenggelam sama" gara" salah pilih nahkoda...
Tapi ada yang menyikapinya dengan mencoba bijaksana menurutku seperti mba @Heny Dwi Sari yang bilang " Lesson learned: Jadi orang baik yg naik sbg pemimpin saja tidak cukup. Kau baik tapi tak pintar, baik tapi tak kuat, bersih tapi dibawah pengaruh yg kotor, ujung2nya jadi kotor juga. Good people under control of bad people do bad things. Go go KPK!
Ada pula yang menyikapinya dengan satire macam pak @Mohammad Agus Salim yang bilang " Tidak banyak yg tau 'manuver' sang raja KPK tapi ada beberapa yg faham betul sepak terjang intrik politik sang raja sblm bos joko naik tahta, baru sekarang stlh 'sang budiman' yg ktnya tau persis langkah sang raja dgn sadapannya, dan akhirnya sang raja salah langkah berteriak diujung bos joko ingin mengangkat pangeran baru bhayangkara, masih ingatkah dgn kasus 'cecak vs buaya'? dan kini kembali terulang "cecak,buaya dan komodo" rebutan makanan! (Kopi Pagi MAS)"
Pak agus juga bilang "Sblm lahirnya KPK, koruptor sdh lbh awal berjamaah, ada yg main mata dgn penegak hukum, ada juga yg pura2 pemutihan pajak, ada lagi yg harus bayar upeti ini itu, yg sgt parah dilingkungan sekolah baik negeri & swasta dpt bantuan bos,bloggren dan bantuan lainnya tp di salah gunakan....naaah ada baiknya anda yg teriak2 ttg pemerintahan saat ini hrsnya sedikitpun tdk ada darah dan daging yg anda rasakan dari hasil korup mengalir pd tubuh anda, jika anda trmsk penikmat hasil korup warisan papamu...mamamu..keluargamu maka anda termasuk golongan manusia munafikun, dan semoga kita semua sadar akan kondisi politik dan pemerintahan saat ini..."yg ribut2 kebijakan jokowi mrka takut masuk bui" (MAS bkn jemaah faham korup)"
Membaca status2itu saya jadi pengen mewek. Serius. Mereka semua teman2saya. Beryl dan sandra teman saya SMA, heny teman saya di IKAHIMSI, Pak Agus dulu rekan saya semasa bekerja di sebuah sekolah di Depok. Tapi mereka semua membuat saya pengen nangis.
Bukan karena apa2, tapi karena mereka menyuarakan kebenaran. Kebenaran yang satir. Kebenaran yang pahit, getir namun harus saya, anda, kita, kalian semua rasakan.
Saya pengen nangis bukan karena dulu saya memilih jokowi dan menyesali keputusan saya untuk memilihnya. Tidak. Saya pengen nangis karena prihatin. Mungkin apa yang saya sampaikan ini akan dianggap naif, lugu, polos atau apapun, terserah deh. Tapi saya ingin menyuarakan apa yang saya rasakan.