Saya baru aja selesai nonton film 5 cm. Agak telat sih. Karena film ini udh diputar di awal tahun ini kalo gak salah. Saya emang termasuk tipe manusia jadul, yang agak selalu ketinggalan alias ga updet hal2baru terutama tentang musik dan film. Oh ya, tentu saja saya tidak menontonnya di bioskop. Tidak juga di kaset vcd atau dvd bajakan pastinya , trus liat dimana dong?
Hahahaha buat yang sering melakukan hal yang sama, pasti bisa menebak. Yup, saya menonton dari file film yang saya copy dari temen adik saya. Dia mendapatkannya dengan cara mengunduh alias download dari internet. Jadi tidak jelas sebenarnya, mana yang lebih baik atau lebih ironi, membeli dan menonton vcd/dvd bajakan, atau download dari sumber gratisan, minta pula ;p, bener2ga pake usaha ya? hahahaha
Btw, saya gak akan bahas secara detail filmnya, karena saya yakin, seperti yang sudah saya bilang diatas, pasti sudah banyak yang menontonnya. Saya hanya akan membahas secara ringkas sinopsis ceritanya, buat yang belum nonton, buat para manusia jadul yang setipe dengan saya
Tersebutlah ada 5 orang manusia yang tergabung dalam 1 genk. Empat cowok dan satu cewek. Nama mereka adalah Genta (diperankan oleh Fedi Nuril), Zafran (Herjunot Ali), Ian (SAYKOJI), dan Arial (Deny Sumargo) serta Riani (Raline Shah). Mereka ber5, secara rutin dan berkala, selalu ketemuan setiap weekend. Nongkrong bareng. Seringnya di rumah si Arial karena Zafran naksir sama adik Arial yang bernama Arinda (Pevita Pearce).
Pada salah satu kesempatan itu, pada akhirnya mereka merasa jenuh dan bosan dengan pertemanan mereka, dan memutuskan untuk berhenti bertemu terlebih dahulu sekitar 3 bulan. Si Genta (yang berprofesi sebagai event organizer) berjanji, pada akhir bulan ke 3 mereka tidak bertemu, dia menjanjikan sebuah pertemuan yang tidak biasa. Dia merencanakan sebuah perjalanan yang tidak bisa ditebak oleh seorang pun dari mereka.
Maka dimulailah hari tanpa pertemuan. Mereka mencoba membuat aktivitas yang berbeda seperti yang biasanya mereka lakukan. Ian yang tak kunjung lulus kuliah, mencoba merampungkan skripsinya selama 3 bulan itu. Genta, yang berada dalam satu manajemen EO dengan Riani, melakukan aktivitas pekerjaan tanpa keikutsertaan Riani dalam timnya untuk sementara. Arial mencoba pedekate dengan seorang wanita, meski itu merupakan pekerjaan tersulit baginya. Zafran mencoba semakin intens mendekati adik Arial. Sementara Riani pun berkutat dengan kegalauan karena dia sesungguhnya mencintai salah satu dari sahabat dekatnya itu.
Mereka sesungguhnya saling merindu satu sama lain. Sehingga tepat 1 minggu sebelum tanggal yang disepakati untuk pertemuan, yaitu tanggal 7 Agustus, ketika Genta mengabari mereka melalui pesan teks (ga tw BBM/SMS/WA/Line, cos hape mereka beda2. Ada yang pake BB, tapi ada yang pake I-phone juga. tapi kayanya ga ada yang pake hape cina hehehe, tambahan informasi yang gak penting ;p), agar mereka melakukan persiapan dan membawa barang yang harus ada dalam list mereka, mereka sangat excited sekali sekaligus penasaran, kemana sesungguhnya mereka akan pergi.
Tanggal 14 Agustus mereka bertemu di Stasiun Gambir. Tempat yang telah mereka sepakati bersama. Bahkan saat naik kereta ekonomi yang menuju ke Malang, mereka masih belum mendapat jawab dari Genta, kemana ia akan membawa mereka. Sesampainya di Malang mereka dijemput oleh sebuah pickup kecil. Dan baru setelah melalui separuh perjalanan menuju lokasi yang hendak mereka tuju, Genta mengatakan kemana mereka akan pergi. Dia menginformasikan dengan telunjuk tangannya. Di Depannya terhampar luas pemandangan Gunung Semeru. Gunung tertinggi di Jawa.
Lalu bagaimana akhirnya?apakah mereka sampai di puncak atau tidak? apakah semua selamat atau ada yang meninggal? Layaknya sebuah thriller film, karena fokus tulisan saya bukan pada filmnya, dan saya pun ingin menggugah rasa keingin tahuan dari pembaca sekalian yang belum menonton film ini, maka saya memang dengan sengaja tidak memberikan jawab dari pertanyaan diatas;)
Ada banyak aspek yang ingin saya bahas dan ceritakan disini. Yang pertama tentu mengenai kualitas filmnya. Dan karena ini film besutan sutradara Rizal Mantovani, maka saya rasa sudah tidak perlu lagi diragukan hasil karyanya. Saya salut dengan detil tanggal yang ia perhatikan betul. Tanggal/waktu pada cerita seringkali diabaikan seperti di film2kelas dua (gak begitu bagus maksudnya), sehingga menyebabkan kisah menjadi bias. Namun tidak demikian halnya dengan Rizal. Dia menginformasikankan secara berkala informasi mengenai waktu dalam cerita secara mendetail. Bahkan dia sengaja mengambil satu shoot dimana Zafran melihat jam tangan digitalnya yang menunjukkan hari, tanggal dan jam peristiwa berlangsung.
Rizal memang sutradara yang terkenal memperhatikan detil. Sehingga cerita yang berjalan begitu lancar tanpa ada tanda tanya yang ditinggalkan untuk penontonnya. Bahkan untuk kisah cinta yang ia ramu didalamnya juga benar2tidak tertebak. Dan saya sangat menghargai itu. Diantara banyaknya film2Indonesia yang sangat mudah ditebak endingnya, Rizal melawan arus dengan memberikan kejutan di akhir cerita. Apa itu?tonton sendiri dong ;p