Mohon tunggu...
Devi Juniarsih
Devi Juniarsih Mohon Tunggu... Lainnya - NO

#GoBlog

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(One Day Trip) Resepsi Pernikahan & Candi Cangkuang Garut

21 Maret 2016   13:07 Diperbarui: 21 Maret 2016   13:48 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo, jalan-jalan lagi kita, yang tujuan utamanya adalah undangan ke pernikahan teman kerja dulu. Kita berangkat jam 6.30 dengan diawali sedikit drama. Perjalanan Alhamdulillah lancar, mampir sarapan di rest area KM 19, jam 10.15 kita sampai di Kadungora, Garut, jalur macet ketika libur lebaran. Cari masjid dan toilet, lalu ganti baju dan dandan-dandan. Acara dimulai jam 11, tapi sebelum jam 11 kita sudah di lokasi, untung ngga diusir. Kasih selamat untuk kedua mempelai yang setelah penantian sekian lama akhirnya menikah juga. Lanjut makan, ngobrol dan foto-foto ngerecokin manten dengan tidak tau malu (juga nyolong bunga melatinya yang ke-gep si manten). Sekitar jam 12 kita selesai, pamit dan dibekali makanan. Semoga selalu berbahagia Fitri dan Hilman.

[caption caption="*dokpri"][/caption] 

Langsung pulang? Tidak. Kita mlipir ke Candi Cangkuang yang jaraknya ngga begitu jauh dari gedung pernikahannya. Perjalanan +/- 15 menit sampailah kita ke lokasi candi, sholat zuhur di masjid, lalu beli tiket masuk (Dewasa 3000, anak-anak 2000). Candi Cangkuang berada di sebuah pulau di tengah danau, jadi setelah beli tiket, kita harus naik rakit beratap untuk sampai ke pulaunya (Dewasa 4000, anak-anak 3000, sewa 1 rakit 80000). Naik rakitnya seperti naik angkot, nunggu penuh baru nyeberang, kalau rombongannya banyak bisa juga sewa, jadi ngga perlu nunggu penuh. Ngga sampai 5 menit kita sampai ke pulau. Candi Cangkuang langsung kelihatan, untuk sampai ke Candi kita harus jalan agak memutar, melewati penjual souvenir dan makanan. Hari itu cukup banyak penunjungnya, tapi cuma kita yang jalan-jalan pakai kostum kondangan plus sepatu ber-hak. Dulu beberapa kali jalan-jalan ke tempat "seperti itu" aku lihat perempuan pakai sepatu/sandal berhak dan dengan nyinyir mencibir, hari itu malah aku...ah sudahlah. Terpaksa.

[caption caption="*dokpri"]

[/caption]

Setelah lewat deretan pedagang kita masuk kompleks perumahan Kampung Pulo yang jumlah rumahnya hanya ada 6 plus 1 mushola yang bisa dipakai oleh pengunjung, bentuk rumahnya masih tradisional, bentuknya rumah panggung dan terbuat dari kayu. Rumah-rumah ini ada penghuninya lho, mmm, maksudnya masih ditempati sama orang-orang keturunan Mbah Dalem Arif Muhammad (pariwisata.garutkab.go.id), jadi kalau mau pepotoan jangan ribut dan mengganggu ya.

[caption caption="Gerbang masuk Kampung Pulo *dokpri"]

[/caption] 

Candi Cangkuang terdiri dari satu bangunan candi, yang di sebelahnya terdapat sebuah makam, di belakang candi juga ada beberapa makam yang ditandai dengan batu. Di dalam candi terdapat patung yang aku ngga bisa dilihat jelas bentuknya karena mata langsung fokus ke uang yang bertebaran. Pintu candi dipagari, jadi dari luar kita bisa melihat uang yang sepertinya dilempar oleh pengunjung. Ngga lama di candi kita balik kanan, sebelum pulang mampir dulu Museumnya, disana banyak pengunjung yang lesehan di teras museum. Di dalam kita bisa lihat banyak peninggalan jaman dulu, aktifitas yang dilakukan di daerah Candi Cangkuang.

[caption caption="*tripadvisor.co.id"]

[/caption] 

[caption caption="*dokpri"]

[/caption]

[caption caption="*dokpri"]

[/caption]

Pulang dari Candi kita lanjut berburu oleh-oleh, tujuannya toko oleh-oleh yang ada di Garut kota. Dari awal kita udah incar, nanti arah pulang mesti beli kue balok yang tukang jualannya ada di sepanjang jalan, terus juga beli burayot yang rasanya kaya kue cucur tapi bentuknya ngga melebar, juga beli jeruk garut dan alpukat yang ngelihatnya aja bikin ngeces. Sampai di toko oleh-oleh Cita Rasa, banyak pilihan, yang pertama kelihatan pasti dodol Garut dong ya, ada juga Chocodot, keripik macem-macem, kerupuk macem-macem, kue-kue, permen susu, ah banyak pilihan pokoknya, pengen borong! Mari kita bicara tentang Chocodot. Devi : “Nanti kita beli Chocodot yaaa” , sepanjang jalan si Devi ngomong gitu mulu. Ngga susah nyari Chocodot di toko oleh-oleh, kalau mau langsung beli di toko Chocodotnya juga bisa, kalo dari Leles ke Garut Kota, tokonya ada di sebelah kanan jalan, kelihatan lah pokoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun