"Rasa sayangku ke kamu itu udah mulai berkurang" "ohhh,mmm,kenapa?" Devi bertanya kepada cowok yang sudah dipacarinya sejak setahun lalu itu. "Karena kamu selalu menuntutku lebih,dan aku gak bisa" Dan Devi pun lalu teringat 4 tahun lalu,saat dia mencampakan seorang laki-laki yang adalah pacarnya. Dia memutuskan pacarnya karena "aku gak suka diatur" , "aku merasa tertekan selama pacaran sama kamu", dan "aku sudah gak sayang sama kamu lagi". Kejam? Ya memang sangat kejam, seperti yang banyak diketahui oleh teman-teman sekampusnya, Devi adalah seorang yang tidak peduli dengan perasaan orang dan tidak mau diatur. Mungkinkan ini balasan untuk Devi? Ketika sekarang pacar yang benar-benar dia sayang mengatakan bahwa rasa sayangnya telah berkurang, walaupun "balasan" dari pacarnya sekarang tidak sekejam apa yang pernah dia lakukan dulu tapi itu memberikan pelajaran kepada Devi, dan membuatnya merasakan bagaimana berada di posisi mantan pacarnya dulu. Itukah KARMA? * Desi, seorang pegawai kantoran, menikah dan memiliki seorang putri kecil berumur 5 tahun. Dia tergoda dengan seorang lelaki yang mendekatinya di kantor. Karena kuatnya godaan tersebut, lalu Desi meminta cerai kepada suaminya dan menikah dengan lelaki tersebut. Pernikahan itu berjalan bahagia, lelaki itu bisa menerima putrinya, menyayanginya dan membiayai sekolahnya hingga di bangku SMA sekarang ini. Namu dibalik kebahagiaan itu ada seorang lelaki yang amat sangat tersakiti, mantan suami Desi. Suatu sore Desi mendatangi Dewi, tetangganya.. "Lu abis nangis Des?" "Iya mbak,hiks hiks" "Kenapa? cerita sama gw" "Laki gw selingkuh mbak,sama janda di kantor barunya dia" "Hah?! Gila ya laki lo?" "Terus sekarang gimana?" "Gw minta cerai,dia mau nikahin janda itu" Itukah KARMA? ** Percaya dengan KARMA? Kalau melihat dari contoh diatas, atau bahkan di sekitar kita, saya percaya karma itu ada. Karma adalah sebagai pengingat bagi kita atas kesalahan yang pernah kita buat di masa lalu. Ketika kita pernah dengan atau tanpa sengaja menyakiti perasaan orang lain. Jadi,selalu jaga perilaku dan perkataan kita. Syukuri apa yang kita miliki sekarang. Jangan pernah sakiti mereka yang kita kasihi dan memberikan kasihnya setulus hati. Tuhan akan selalu melihat dan akan mengingatkan kita dengan caranya yang indah dan tak terbayangkan. Teguran-Nya adalah kasih sayang-Nya. *** [caption id="attachment_131849" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi Google"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H