Mohon tunggu...
Devi Juniarsih
Devi Juniarsih Mohon Tunggu... Lainnya - NO

#GoBlog

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Devi, Anak Angkat Bapak Ibu RT Desa Rangkat (ECR-2#89)

10 Juli 2011   11:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310302007964586924

Akhirnya aku harus meninggalkan panti ini, panti tempatku dibesarkan setelah ditinggalkan didepan pintunya oleh orang tuaku, orang tua yang tidak menginginkanku, 20 tahun lalu.

Huwaaa,sudah berusaha tegar tapi tetap gak bisa,air mataku jatuh juga,mengingat semua kenangan selama berada di panti ini. Tapi…sekarang aku punya orang tua baru. Yup,orang tua baru. Gimana ceritanya? Begini..

Ceritanya..kemarin ada warga dari Desa Rangkat yang melakukan bakti sosial ke panti kami, mereka datang serombongan besar membawa beberapa macam bantuan untuk teman-teman panti. Tapi,ada salah seorang bapak yang tidak pernah melepaskan pandangannya dariku (nah lho!) hiiiy,agak serem juga sih,jangan-jangan????? Oh nooo…tiba-tiba saja..

“dek,namamu siapa?”

“devi pak,ada apa ya?”

“oh devi,manis ya,seperti orangnya. Hmmm,kamu itu mirip istri saya waktu masih muda. Itu lho istri saya”,sambil menunjuk ke seorang ibu berkerudung hitam yang sibuk mengangkut bantuan untuk panti.

“iya tho pak,hehe”

“kamu mau gak ikut saya ke Desa Rangkat?”

“hah?! Ikut bapak? Gak pak,saya lebih baik tinggal dip anti dari pada bapak jual ke om-om hidung belang,terima kasih”

“lho,siapa bilang saya mau jual kamu,saya itu mau angkat kamu jadi anak saya,karena saya dan istri gak punya anak perempuan”

“oh gitu ya pak,saya kira bapak yang suka human trafficking itu,maaf ya pak”

“jadi gimana,kamu mau gak?”

“haduh,saya sih mau aja pak,tapi lebih baik bapak tanyakan ke pengurus panti saja deh”

Dari gossip yang beredar ternyata bapak tadi itu Pak RT di Desa Rangkat,wah berarti ntar aku jadi anak Pak RT dong?! Kenapa bukan anak Walikotanya aja ya sekalian. Ups..

**

Perjalanan menuju Desa Rangkat, rame sekali selama perjalanan ini. Warga desa ini emang pake batre Alkaline semua, gak ada capeknya,hihihi. Aku yang walaupun merasa sangat capek merasa sangat terhibur degan keramaian warga desa. Tak ada hentinya mereka menanyaiku tentang banyak hal sewaktu tinggal di panti,senangnyaaaaa,jadi merasa diterima,apalagi keluarga angkatku yang baru,aku memanggil mereka papa dan bunda,kombinasi yang cukup aneh,tapi tak apalah J

**

Ternyata kami gak langsung menuju Desa Rangkat, ada beberapa jadwal kunjungan ke tempat wisata,waaahhh senang!!!! Sudah lama aku gak berwisata. Eits,kok mas photographernya motret aku terus ya??? Hmmm,mencurigakan,ntar fotoku di pasang di internet atau dijual. Oh nooooo…oh,yes deng,kan biar terkenal yah,hehehe..

“mas-mas,kok motret aku terus ya?”

“eh,apah?! Gak-gak-gak kuat,eh gak ko mbak,GR banget nih mbaknya”

“oh iya yah,ya sudah deh” sambil garuk-garuk kepala

“eh tunggu mbak,namanya devi kan?!”

“iyaaaaaah,gak usah panggil mbak lah,emang aku kayak mbak-mbak ya?!”

“hehe,gak sih,ok deh,by the way,namaku bowo,bowo bagus”

“aku gak nanya lho mas,sumpah” kataku sambil ngeloyor pergi,hahaha,sukurin,jual mahal dikit gitu deh akunya,lagi pula dia gugupan banget gitu sih keliatannya,tapi manis juga sih,dikerjain sedikit gak papa lah.

Maaf ya mas Bowo .

Akhirnya..

Sampe juga di Desa Rangkat dan ternyata…jeng-jeng-jeng-jeng gak kalah cantik dari tempat di sekitar panti, masih sejuk dan banyak pepohonan. Dan yang paling penting gak terlalu jauh dari pantai. Horreeeeee…

Waktunya istirahat,home sweet home..

**

Sore di Desa Rangkat sangat menyenangkan,ke dapur ah bantu-bantu bunda masak..

“nduk,kamu keluar sana,jalan keliling desa biar kenal sama warga”

“ndak ah bun,maluuu”

“nek malu terus ya gak bakal kenal nanti nduk,ayo sana minta temenin bang’Bain”

“iya deh bun,devi jalan sendiri aja deh”

“ok deh,ati-ati ya”

“dahhh bunda..”

Ok,tujuan pertama,kebun stoberi,lets go..

Keesokan harinya..

Apa-apan sih mas Bowo pake bikin Papa pingsan segala??? Hadehhh,bisa turun kan pamor dia di depan papa. Nah lho,ngapain juga aku ngurusin pamornya dia,hihihi,sudahlah. Tidooorrrr…

**

Wah,papa masi tidur,udah sembuh belum ya???

“bun,papa udah baikan?”

“sudah kok nduk,kenapa?”

“gak papa,tanya aja,kok papa bisa pingsan gitu bun,kenapa sih?”

“ehhhmm,gimana ya,bunda bingung jelasinnya. Gini lho nduk, papa itu kaget karena shock waktu tau kalau Bowo itu suka sama kamu”

“hah,gitu ya bunda?!”

Bunda Cuma mengangguk aja, ya sudah kalau begitu aku harus minta pertanggung jawaban mas Bowo,karena dia papa jadimpingsan begitu.

**

Aihhh,anehnya orang ini,kemana-mana bawa kamera,sambil nyapu teras pun bawa kamera,ckckck

“pagi mas..”

“eh Devi,pagi,ada apa ya pagi-pagi kemari”

“gini mas,kata bunda kemarin papa pingsan gara-gara mas,katanya papa shock karena mas suka sama aku,emang begitu ya?”

“hah,nggak kok dev..”

“oh ya?! Ok kalau gitu aku pamit pulang aja deh”

Kita lihat reaksinya,

1…2…3…

“eh,devi..tunggu!” mas Bowo teriak sambil ngejar aku yang sudah cukup jauh berjalan.

“kenapa mas?”

“mmmm,anu dev,mmmm…itu lhooo…ergh,haduhhh anuu…”

“apa sih mas,gak jelas ah,aku mau pulang ni”

“gini lho,mmmm,anuuu,sebenarnya…..”

MasBowo kebanyakan basa-basi deh kalau ngomong,sebenrnya mau ngomong apa sih????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun