Halo Halo, di siang yang panas ini Devi mau cerita tentang es krim. Dalam 4 hari di minggu kemarin aku makan es krim di 2 tempat yang hits, yaitu Toko Oen Malang dan Artemy Gelato Jogja. Jauh-jauh benir, Dev? Iya dong jauh, biar keren.
WELKOM IN MALANG
TOKO “OEN” DIE SINDS 1930 AAN DE
GASTEN GEZELLIGHEID GEEFT
Jum’at pagi aku sama adik sampai di Malang, setelah dapet motor sewaan kita lanjut ke alun-alun Kota Malang. Berhubung pagi itu kita cuma baru sarapan roti dan kerupuk jadi kita laper dong, pengen sarapan dong, lanjutlah kita ke Toko Oen, sarapan es krim jam 9 pagi, wow kan ya. Lokasinya deket banget sama alun-alun malang, salto tiga kali langsung sampai, tapi tidak disarankan untuk yang bukan ahli. Pokoknya sejejeran Masjid besar, terus Gereja terus nyebrang, ada beberapa bangunan, sampe deh. Di seberangnya ada McD dan KFC dan sepertinya anak muda akan lebih milih 2 fast food impor tersebut dari pada Toko Oen.
Toko Oen bukan sekedar toko dimana kita beli terus langsung pulang, tapi kita bisa nongkrong kece makan es krim, kue-kue, atau cake. Kalau mau makanan berat juga ada, dari makanan Indonesia sampai makanan ala noni Belanda. FYI, ada beberapa makanan berat mengandung Babi.
[caption caption="Menu Toko Oen"]
[caption caption="Tutty Fruitty"]
[caption caption="Tropical Ice Cream"]
Es krimnya ngga gampang meleleh, tapi kalo jualannya di Gunung Putri aku yakin bakal cepet meleleh 3 kali lipat. Harganya 33k, mahal ya, jadi cukup untuk mengobati rasa penasaran saja. Nah, kalo yang punya si adik, di gelas berkaki, ada 2 scoop es krim rasa gula aren dan warna putih yang sepertinya vanilla, di bawahnya ada buah-buahan dipotong kecil, di atasnya dihias cone dan whipped cream. Harga 38k (kalo ngga salah inget).
[caption caption="Pic from tripadvisor.in"]
Interiornya manis minimalis, meja bundar dikelilingin 4 kursi kayu, enak buat hangout sama temen terdekat, dan cukup hangat walaupun kita makan es krim. Di luar juga ada beberapa meja buat yang mau makan es krim ditemenin angin sepoi-sepoi.