Mohon tunggu...
Devi Juniarsih
Devi Juniarsih Mohon Tunggu... Lainnya - NO

#GoBlog

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prasangka yang Salah, Dilema

15 Agustus 2011   13:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bip..bip..bip.. “ Neng geulis.. akang boleh jumpa gak? Ntar akang tunggu di pos ronda yah? Nuhun neng..” sms dari Kang Inin baru saja masuk di hape Devi. "Ok kang,abis ashar aku ke sana" Ini adalah pertemuan kedua antara Devi dan Kang Inin, dan di pertemuan pertama mereka Bowo tanpa sengaja melihat mereka sedang duduk berdua di pos ronda, dia pun berpikir bahwa Devi mulai mempermainkan perasaannya, dia ambil kamera dan tanpa mereka ketahui Bowo mengambil foto keduanya yang sedang duduk bersebelahan di pos ronda yang sepi. Tapi itu adalah kejadian seminggu yang lalu. Bowo pulang dengan perasaan hancur, Devi berselingkuh, berselingkuh dengan orang yang selama ini ia kenal baik. *** "gimana kang? ada kemajuan? suratnya udah dikirim kan?" "eh,sebentar atuh neng,sayah tarik napas dulu,cape yeuh" "hhh,iya deh,aku kan penasaran" "iyaaah,suratnya udah sayah kasih ke Rena,tapi..belum ada balasannya neng depi" "wah,sabar atuh kang,terus gimana soal abah yang mau jodohin akang sama aku?" "nah itu juga yang mau saya omongin neng,abah tetep ngotot ngejodohin kita,kan Pak RT teh utangnya banyak sama abahnya sayah" "terus,mas Bowo?" Devi mulai terisak,kembali teringat akan mas Bowo dan dengan rencana  masa depan mereka, tapi dia pun tak sanggup untuk menolak kemauan Pak RT untuk menjodohkannya dengan Kang Inin. "ah,sayah punya ide neng depi!" "ide apa kang?" "gimana kalo neng depi kawin lari aja sama mas Bowo,terus kalau Rena udah bales surat sayah ya sayah juga kawin lari sama Rena,setujuh?" "emang gak cape ya kang kalo kawin lari,hihihi" "ih,si eneng sayah kan lagi serius,malah becanda deui" "iya iya,maap kang,tapi aku gak berani,mas Bowo juga belakangan ini lagi aneh,kayaknya menghndar terus dari aku,apa Papiku udah cerita tentang rencana perjodohan kita ke mas Bowo ya?" "wah,gawat ituh neng" "bukan gawat lagi,tapi super duper gawat kang,gimana atuh ini?" "hmph,gimana ya neng?" *** Mereka pulang tanpa ada kesimpulan yang pasti tentang pertemuan hari itu. Kang Inin pulang langsung ke rumahnya,sedangkan Devi berencana mampir ke rumah mas Bowo. tok..tok..tok.. "Maasss,mas Bowo ada di rumah ndak?" Sepi,gak ada jawaban dari rumah. "Oh iya,mas Bowo kan biasanya tidur jam segini,dan biasanya kalo tidur dia lupa kunci pintu" Ceklik..nah,pintunya gak dikunci Devi lalu masuk,dan langsung menuju kamar mas Bowo,tapi di kamar pun gak ada orang. Hanya monitor komputer yang menyala, dan di layar monitor terpasang foto yang sangat mengejutkan Devi,foto dirinya dengan kang Inin yang sedang duduk berdua di pos ronda, foto minggu lalu. Oh,jadi ini penyebab perubahan sikap mas Bowo terhadap Devi. Tanpa buang-buang waktu Devi lalu menghubungi mas Bowo. Semuanya harus dijelaskan secepatnya,dia gak mau mas Bowo salah sangka.. "I’m lucky I’m in love with my best friend Lucky to have been where I have been Lucky to be coming home again Ooohh, ooooh, oooh, oooh, Oooh ooh ooh ooh.." Nah lho,hape mas Bowo ternyata ada di atas kasur, lalu Devi pun mengambinya. "kemana sih mas Bowo ni? hape pun gak di bawa,gak biasanya deh" Devi lalu melihat ada sms masuk yang baru dibuka oleh mas Bowo tapi tidak dia tutup lagi,sms dari Pak RT “Nak bowo, maaf bapak tak bisa lagi membantu, semoga semua ini adalah yang terbaik buat kamu dan putri kami,” Devi terkejut,dia tak menyangka bahwa Pak RT sudah memberi tahu mas Bowo soal perjodohan itu. Pasti ini hal yang membuat mas Bowo semakin menjauhinya. Devi harus segera mencari mas Bowo untuk menjelaskan semuanya, tapi kemana dia harus mulai mencari? *** (silahkan siapa yang mau melanjutkan ^_^) X.O

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami

(Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun