CIAWI, BOGOR (17 Maret 2017)-Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia. Tinggi rendahnya tingkat kesehatan sering kali menjadi tolak ukur penilaian suatu daerah. Semakin tinggi tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah maka semakin baik pula penilaian daerah itu di mata masyarakat. Begitu pula dengan Kecamatan Ciawi yang sangat memperhatikan kesehatan warganya, terbukti dengan banyaknya program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) Puskesmas yang berfungsi sebagai induk dari puskesmas-puskesmas di Kecamatan Ciawi.
Kecamatan Ciawi memiliki 1 UPT Puskesmas sebagai induk, 2 UPF(Unit Pelayanan Fungsional) Puskesmas, 2 puskesmas cabang,, dan 2 puskesmas pembantu. UPT Puskesmas membawahi 5 desa di Kecamatan Ciawi. Tugas dari UPT Puskesmas yaitu terjun langsung ke masyarakat dengan beberapa program penyuluhan kesehatan. Adanya program PHBS(Perilaku Hidup Sehat Bersih dan Sehat), Poswindu yaitu pelayanan kesehatan khusus untuk lansia, adanya Kelas Ibu yang merupakan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan janin, dan adanya penyuluhan tentang gizi.
Program sosialisasi di masyarakat dilakukan oleh para bidan desa, kader desa dan juga staf kesehatan. Biasanya para bidan membantu staf kesehatan puskesmas untuk melakukan sosialisai Program Kelas Ibu yang membahas tentang perkembangan janin yang sehat, bagaimana cakupan nutrisi yang baik untuk ibu dan janin, serta cara pemberian ASI kepada ibu-ibu warga desa di Kecamatan Ciawi,
selain itu bidan desa juga membantu pada kegiatan Posyandu. Kelas Ibu rutin dilakukan sebulan sekali. Kepala UPT Puskesmas, Drg, Salmah menekankan pentingnya sosialisasi kesehatan ke desa-desa terutama mengenai ibu dan bayi, karena masih kurangnya pendidikan tentang menjadi ibu yang baik dan masih banyak masyarakat yang menggunakan jasa dukun beranak yang membuat tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi di Kecamatan Ciawi ini.
Selain masalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu, di Kecamatan Ciawi juga terdapat masalah tentang gizi balita yang tak kalah penting. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui ciri balita yang menderita gizi kurang atau gizi buruk. Biasanya balita yang menderita gizi yang kurang baik akan mengalami penurunan berat badan yang derastis dengan tinggi yang juga biasanya di bawah rata-rata balita normal. Adanya kegiatan penyuluhan gizi yang dilakukan sebulan sekali secara rutin oleh staf kesehatan dari puskesmas di bantu oleh kader desa sangat membantu masyarakat
. Tugas dari penyuluh gizi yaitu mengecek berat badan balita yang sebelumnya telah di data oleh bidan desa kemudian di laporkan kepada kader desa dan kader desa melaporkan hasilnya kepada tim penyuluh. Tim penyuluh langsung turun ke lokasi tempat balita terdeteksi gizi buruk, kemudian memberikan penyuluhan langsung kepada keluarga dan melakukan konseling langsung kepada keluarga balita. Setelah itu, balita akan di pantau oleh tim penyuluh dengan memberikan formula khusus untuk meningkatkan berat badan balita dan memberikan makanan tambahan selama 6 bulan penuh. “Pemberian formula pada tahap awal, kami berikan secara bertahap setiap 4 jam sekali, kemudian 6 jam sekali, dan 8 jam sekali”. Ujar Andi Sumardi, selaku Penanggung Jawab (PJ) staf gizi.
Penyuluhan dilakukan dengan teknik door to door yaitu dengan cara mendatangi rumah warga satu persatu untuk memberikan penyuluhan dan konseling mengenai gejala gizi buruk, cara menanganinya, dan cara pemulihannya kepada anggota keluarga dari balita yang terindikasi gizi kurang maupun gizi buruk. Cara ini dianggap lebih efektif dan efisien di bandingkan melakukan penyuluhan secara besar-besaran. Di samping lebih dapat ditangkap maksud dan tujuan dari petugas penyuluh, cara door to door ini juga lebih memberikan kedekatan antara petugas dan keluarga balita, yang memudahkan penyuluh untuk memberikan pemahaman pada orang tua dari balita gizi buruk ini.
Menurut Andi, kasus gizi buruk di Kecamatan Ciawi ini terbilang sangat kecil karena balita yang menderita gizi buruk dapat dihitung jari, dan baru di tahun 2017 ini ada 1 kasus tentang gizi buruk dan sudah ditangani dengan maksimal dan sekarang telah sembuh total. Susksesnya kegiatan penyuluhan ini karena cepat tanggapnya staf kesehatan dan staf gizi di UPT Puskesmas Ciawi. “Kami selalu menganggap kasus gizi buruk sebagai peristiwa luar biasa yang harus cepat ditangani ”. Ucap Andi Sumardi.
Program-program yang telah berjalan di UPT Puskesmas sudah sangat maksimal dan membawa perubahan kesehatan di desa-desa yang berada di Kecamatan Ciawi. Tanggapnya penanganan dan lengkapnya fasilitas kesehatan di UPT Puskesmas Ciawi ini membuat UPT Puskesmas di pandang baik oleh masyarakat dan mendapat dukungan penuh dari Bambang Setiaawan selaku Camat di Kecamatan Ciawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H