Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Pacitan ~ Surakarta

Hi hello

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cut Off Pertemanan untuk Upgrade Diri, Worth It Nggak?

24 April 2025   17:01 Diperbarui: 24 April 2025   17:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Shutterstock

Kalian pernah nggak sih ngerasa jadi "red flag" dalam lingkaran pertemanan sendiri? Aku pernah, dan itu bukan fase yang nyaman sama sekali.

Setiap kali habis ketemu teman-teman, bukannya senang atau termotivasi, aku malah makin ngerasa kecil, insecure, dan tanpa sadar malah jadi nyakitin mereka lewat omongan atau sikap yang nggak tepat. Sampai akhirnya aku mutusin buat ngejauh dulu... bukan karena benci, tapi karena pengen memperbaiki diri.

Sekarang aku mulai bertanya-tanya: "Kalau aku balik lagi ke pertemanan itu, mereka masih mau nerima aku nggak, ya?" Nah, menurut pengalaman aku, ada beberapa poin penting yang bisa dipikirin kalau kamu lagi di fase yang sama.

1. Jeda itu Bukan Berarti Menghilang Selamanya

Waktu aku mutusin buat cut off dulu, aku jujur ngerasa bersalah. Tapi aku sadar, kalau aku terus-terusan stay di situasi yang bikin aku makin down dan tanpa sadar ngerusak hubungan, itu malah lebih nggak sehat.

Ngejauh sementara itu bukan berarti aku ninggalin mereka. Aku nggak mau hubungan itu jadi makin rusak gara-gara aku yang belum siap. Kadang, kita butuh ruang buat belajar sayang sama diri sendiri dulu sebelum bisa benar-benar hadir buat orang lain.

2. Insecurity Bisa Mengubah Kita Jadi Orang Lain

Aku sadar banget, rasa insecure yang terus-menerus bisa ngeubah aku jadi versi diri yang bahkan aku sendiri nggak kenal. Aku jadi nyinyir, jadi defensif, dan malah kadang nyakitin teman yang sebenarnya cuma pengen bantu.

Di titik itu aku sadar, ini bukan aku. Dan satu-satunya jalan buat nemuin diri aku lagi ya dengan istirahat dulu dari keramaian, dari pertemanan, dan fokus memperbaiki luka-luka di dalam diri sendiri.

3. Balik Lagi? Mungkin Bisa, Tapi Harus Siap Nerima Apapun

Setelah merasa cukup sembuh dan lebih tenang, pasti muncul keinginan buat balik lagi, menjalin hubungan yang dulu pernah dekat. Tapi aku belajar, ketika kita kembali, kita harus siap nerima kalau semuanya mungkin nggak akan sama lagi.

Ada kemungkinan mereka udah punya dinamika baru, udah punya batasan baru. Dan itu wajar. Kalau mereka masih terbuka, itu anugerah. Kalau nggak, itu juga bukan salah siapa-siapa. Yang penting, kita udah berusaha kembali dengan versi terbaik dari diri kita.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun