Beberapa tahun terakhir, saya merasa sangat mengandalkan kafein dari kopi untuk bisa menjalani hari secara full baterai. Sehari tanpa kopi rasanya aktivitas tidak berjalan dengan baik.
Dimana ada pergerakan kehidupan ya disitu saya pasti mensupport diri dengan kopi. Utamanya untuk kegiatan yang memerlukan konsentrasi.
Namun sebulan terakhir saya mulai berfikir untuk melepaskan diri dari belenggu kafein. Kedepannya, aktivitas saya kurang lebih akan sama alurnya. Mulai dari jam berapa hingga sampai jam berapa saya beraktivitas sepertinya akan menjadi habit.
Jadi haruskah bergantung pada kafein secara terus menerus? Saya meyakinkan diri untuk menjawab "Tidak".
Menindaklanjuti jawaban ini, saya mulai mengeksekusi beberapa tindakan nyata. Berikut beberapa yang berhasil saya lakukan dengan baik:
Menata jam tidur agar tidak sampai bergadang
Setelah saya telusuri, kebiasan ngopi saya ternyata berasal dari kebiasaan tidur larut. Sekitar empat tahun di Ponorogo, terhitung sangat sering saya tidur lewat pukul 00.00. Bahkan saat akhir-akhir masa latihan, tidurnya sebentar saja setelah subuh.
Setelah bergadang, rutinitas baru menanti di pagi harinya. Maka caranya melawan ngantuk ya ngopi. Badan yang awalnya tidak bertenaga langsung full baterai.
Namun setelah hijrah ke Solo, bisa dihitung dengan jari kapan saya tidur lewat jam 00.00. Sebisa mungkin saya tidak bergadang.
Meski sudah tidak sering bergadang, kebiasaan ngopi saya tidak langsung hilang. Masih terus berlanjut dan bahkan meningkat.
Hingga pada akhirnya saya bertekad untuk menghentikannya. Bukan mengehentikan secara total juga karena nantinya sekali dua kali saya pasti akan tetap butuh.