Topik beauty privilege sepertinya tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Kalian tentunya sudah tidak asing dengan topik ini bukan?
Bahkan dalam drama-drama yang sering saya tonton, beauty privilege kerap dimasukkan sebagai bahasannya. Ada juga drama yang secara khusus membahas beauty privilege seperti She Was Pretty dan True Beauty.
Mau tidak mau, beauty privilege memang menjadi fenomena yang pasti terjadi dalam kehidupan ini. Sad memang, tapi fakta memang demikian.
Benarkah Perempuan Cantik Lebih Mudah Hidupnya?
Disini mari kita bahas secara spesifik yang terjadi pada perempuan ya. Karena kebetulan dua drama yang saya sebutkan sebelumnya juga tokoh utamanya wanita.
Soal bagaimana hal-hal berjalan mudah dan sulit sebenarnya relatif. Dan semua orang pasti memiliki fase-fase ini. namun bukan perkara mudah sulit ini yang dimaksud oleh beauty privilege.
Faktanya, yang lebih cantik memang lebih mudah dihargai dan mendapatkan perhatian. Dengan parasnya, mereka bisa mendapatkan sederet pujian.
Contohnya mari kita lihat di TikTok. Kalau kalian sering scroll disini, pasti tahu bahwa akun perempuan dengan paras cantik pasi lebih ramai. Pengikut mereka banyak, banyak yang menonton livenya, dan pemberi gift juga pasti banyak.
Jangan lupa perhatikan juga kolom komentar mereka saat live. Pasti akan ada banyak pujian yang mengagumi kecantikan mereka.
Tapi tolong catat bahwa hal ini wajar. Mudah bagi setiap orang untuk berpaku pada suatu keindahan. Jadi yaa, ya begitu faktanya.
Beauty Privilege Membuat Wanita yang Dianggap tidak Good Looking Jatuh ke Lubang Insecurity
Sayangnya, beauty privilege memang erat kaitannya dengan fakta-fakta menyakitkan yang diterima kaum non good looking. Seperti sudah menjadi rumus umum bahwa wanita cantik memiliki posisi yang lebih istimewa.
Maka mau tidak mau, yang tidak good looking akan tereliminasi. Hal ini juga yang akhirnya membuat standar kecantikan makin ugal-ugalan.
Ditengah terpaan beauty privilege, memang tidak mudah untuk self love. Karena seberapa besar kita berpositif thinking, hasilnya tetap down jika sudah dihadapkan dengan realita.
Benarkah Beauty Privilege Aslinya tidak Kejam?
Ini hanya gambaran kasar tentang yang terjadi pada umumnya ya. Tentu saja beauty privilege aslinya tidak sekejam itu terhadap kaum non good looking.
Pada akhirnya, jika punya nilai keunggulan kita bisa mengalahkan rasa insecure dari dampak beauty privilege. Ada rasa percaya diri yang bisa kita tanamkan dengan bahagia atas keunggulan kita.
Benar bahwa pada akhirnya hanya yang good looking yang akan beruntung dalam segala hal. Kita pastinya mudah melihat fakta ini. Maka jika ditanya "Apakah beauty privilege itu kejam?". Jawabannya jelas "Iya!".
Beauty privilege seperti membagi orang kedalam dua kelompok dengan cara sangat tidak adil. Yang good looking akan beruntung dan non good looking akan tersingkir.
Disinilah mengapa pada akhirnya banyak yang ingin menjadi cantik. Karena faktanya wajah yang cantik bisa berarti banyak.
Benar juga bahwa cantik adalah luka karena pada akhirnya sulit melihat ketulusan orang lain. Jika dipandang dari sisi ini maka imbasnya fair. Namun secara keseluruhan, kaum good looking tetap pemegang hokinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H