Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Poin-Poin Menarik dari Drama Twenty Five Twenty One Episode 1

16 Februari 2022   19:00 Diperbarui: 16 Februari 2022   19:08 3160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Twenty Five Twenty One yang tayang sejak 14 Februari 2002 dua menjadi salah satu drama on going yang paling banyak dibicarakan. Hal ini karena Twenty Five Twenty One yang menyajikan kisah yang sangat menarik dan chemistry antar pemainnya juga sangat dalam. Alur dramanya tidak membosankan meski secara adegan adalah sesuatu yang sudah biasa terjadi.

Drama Twenty Five Twenty One ini mengajak penonton untuk mundur pada tahun 1998. Drama ini akan menceritakan perjuangan masa muda dengan segala kisahnya tentang jatuh bangun.

Di episode 1 sendiri drama Twenty Five Twenty One sudah sangat menarik. Bagaimana cerita disajikan dari Tahun 2022. Kemudian cerita akan mundur ke tahun 1998 lewat karakter yang yang perannya sebagai anaknya Na Hee do. Apa saja poin menarik dari Drama 2521 episode 1 ? Berikut daftarnya :

1. Mengapa orang dewasa tidak menerima jika anak kecil tidak mempunyai impian ?

Dalam penyajian adegan awal episode, tampak bahwa Na Hee do sedang mengantarkan anak perempuannya yang bernama Kim Min chae untuk perlombaan balet. Di sana Hee do menasehati untuk tidak apa-apa meski tidak menjadi juara pertama. Namun Min chae justru merasa marah karena dia bertanding untuk menjadi yang pertama.

Hee do sudah sangat bersemangat untuk melihat pertunjukan anaknya. Namun Kim min-chae tidak naik ke panggung. Karena dia sudah merasa berkecil hati melihat penampilan sebelumnya. Kebetulan anak yang tampil sebelum dia tampaknya adalah saingannya. Min chae mundur sebelum bertanding.

Setelah itu Kim Min chae seperti marah pada ibunya. Dia tampak membawa pikiran Mengapa ibunya tidak mendukungnya untuk menjadi juara 1. Namun sebenarnya sang Ibu bukan tidak mendukung, hanya tidak memaksa anaknya untuk menjadi juara 1. Yang penting adalah anaknya telah berusaha dia sudah sangat bangga.

Kim Min chae akhirnya memutuskan untuk menghabiskan liburan di rumah neneknya. Disana saat makan neneknya bertanya apa impian atau cita-cita yang diharapkan. Namun Min chae menjawab bahwa mengapa orang dewasa seringkali tidak sependapat jika anak-anak tidak memiliki cita-cita. Di sini neneknya menjawab tidak masalah itu akan baik-baik saja.

Aku sedikit setuju dengan poin yang bisa disampaikan oleh Kim min-chae, bahwa mengapa anak kecil harus dituntut untuk memiliki cita-cita. Terkadang hal itu membebani karena saat dewasa, orang akan berkutat untuk mencari pekerjaan atau mendapatkan uang.

Namun di sisi lain aku tidak sepakat mengapa tidak mempunyai cita-cita saat kecil. Saat masih kecil, anak-anak tidak memiliki tanggung jawab untuk cari uang. Sehingga waktu bisa dihabiskan untuk memperjuangkan cita-cita dan harapan. Bukankah itu menyenangkan ? ada orang dewasa yang mendukung dan kita tinggal berjuang. Harusnya itu menjadi suatu masa yang sangat seru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun