Benar apa yang dilakukan Na bi. Dari awal penonton memang berharap karakter Na bi harus tegas dan jangan asal nurut dengan Jae eon.
Hadirnya orang ketiga
Saat hubungan Na bi dan Jae eon dimasa merenggang, Na bi bertemu dengan masa kecilnya, Yang Do hyeok. Mereka bertemu kembali setelah sekian tahun berpisah. Do hyeok sendiri sedang mulai merintis bisnis dibidang kukiner.
Berbeda dengan Jae eon yang hanya terkesan memanfaatkan, Do hyeok mencintai Na bi dengan cara yang tulus dan dijalan yang benar. Do hyeok memperlakukan Na bi dengan spesial dan dalam jalur pendekatan yang normal.Â
Katakanlah seperti mengajak camping car, memasakkan makanan dan menyatakan cinta dengan tema romantis.
Masih saling suka
Nah jadi setelah mereka 'memutuskan' hubungan, Jae eon masih mengejar Na bi. Justru disinilah Jae eon mulai sadar kalau apa yang dirasakannya pada Na bi itu beda dari perasaan sekilasnya yang lain. Sosok Na bi benar-benar mampu memenuhi pikiran Jae eon dan membuatnya terus kepikiran.
Akhirnya Jae eon tetap maju walau Na bi sudah didekati Do hyeok. Bahkan ketika acara lokakarya, Jae eon terang-terangan memberitahu Na bi kalau dia masih suka dan berharap kalau mereka dapat kembali bersama.
Na bi sendiri aslinya juga masih suka. Hanya saja Na bi tidak suka dengan prinsip Jae eon yang tidak mau terikat. Secara Na bi ingin kejelasan. Kalau tidak ingin terikat ya sudah lebih baik saling menjauh saja.
Park Jae eon menyadari kesalahannya
Setelah mengejar Na bi dalam tahap 'serius', endingnya Jae eon ditolak. Na bi sendiri mengatakan kalau dia menyesali semua yang telah dilakukannya dengan Jae eon. Juga dikatakannya kepada Jae eon agar tidak muncul lagi dihadapannya.
Pada moment itulah akhirnya Jae eon menyadari kalau yang menghancurkan hubungan mereka adalah dirinya sendiri. Na bi menginginkan ketulusan dan kejelasan hubungan, namun dia masih ingin terus bermain-main.
Dan tidak hanya Jae eon, Na bi sendiri cukup sedih dengan akhir kisahnya dengan Jae eon. Seakan mengatakan kenapa Jae eon tidak mempertegas perasaannya.
Finally meyatukan perasaan