Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Hai" Malam Pekat

13 Juni 2021   16:43 Diperbarui: 13 Juni 2021   17:00 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Canva/https://canva.me/Pia1OvHAZgb

Suatu senja ketika detik waktu berjalan lambat
Langkah-langkah lemah makin tersendat
Pernak-pernik luka mulai merapat
Terasa nasib mencapai momen skak mat

Detik waktu bertabur lelah
Goyah kehilangan arah
Kaki bingung menentukan langkah
Jiwa telah semakin lemah
Menjadi payah

Nyatanya kehidupan memang keras
Hidup menuntut untuk bergegas
Berkata dengan lugas
Bukan menangis dengan keras

Maka berteriaklah melebihi batas
Bukan berbisik tanda tak puas

Meski Cita masih sekedar angan
Harapan masih dalam impian
Hidup masih penuh bayangan

Daripada berjumpa penyesalan tak berkesudahan
Sementara nikmati luka tanpa rintihan
Jatuhkan air mata tanpa kesedihan
Merangkak tanpa umpatan
Dan tetaplah tak terkalahkan

Entah oleh emosi diri yang tak terkendali
Entah goyah oleh persepsi
Ataupun sekedar terbuai caci maki

Maka setelah senja yang melambat
Ucapkan 'hai' pada malam yang pekat
Katakan 'hello' pada bintang yang gemerlap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun