Kedelai merupakan salah satu bahan baku olahan pangan yang banyak digunakan untuk membuat aneka pangan. Tumbuhan Polong ini banyak diolah menjadi tempe, tahu, kecap, susu kedelai, tauco dan lain sebagainya. Selain itu kedelai juga mengandung banyak nutrisi seperti kalori, protein, karbohidrat, gula, serat dan lemak. Namun benarkah olahan kedelai sebabkan pemicu sel Kanker?
Di Indonesia kedelai didapatkan dengan cara Impor dari berbagai negara dan yang terbesar adalah Amerika Serikat (AS) yaitu sebayak 2,5 juta ton, dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021. Kedelai AS merupakan hasil dari GMO (Genetically Modified Organism) atau rekayasa genetik yang dilakukan pada suatu tanaman untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Didunia pertanian, kehadiran GMO memberikan untung bagi petani karena dapat mengurangi penggunaan pestisida, karena tanaman lebih tahan terhadap hama sehingga hasil pertanian meningkat. Menurut salah satu pakar pengobatan herbal atau Ahli Terapis yaitu Bayu Diningrat melalui Channel Youtube Pakar Herbal Indonesia beliau mengatakan bahwa
"Tolong jangan makan tempe. Kenapa sih Tempe? Tempe itu kedelainya 100% Impor tidak ada tempe yang bahan kedelainya lokal"
selain itu beliau juga menjelaskan bahwa pembuat tempe (produsen tempe) lebih memilih tempe Impor karena kedelai lokal banyak kerikilnya (batu kecil) karena petani kedelai lokal menjemur kedelainya dijalan, selain itu kedelai lokal tidak ngembang. Ketika orang makan GMO dalam waktu lama akan menimbulkan penyakit seperti asam urat dan kolestrol yang tinggi serta pemicu tumbuhnya sel kanker. Beliau masih menyarankan untuk mengkonsumsi tahu
"Tahu itu nggak ada yang Impor kedelainya, kalau orang-orang membuat tahu kedelainya Impor pasti rugi karena patinya dari kedelai impor itu sedikit kalau kedelai lokal patinya lebih banyak"
Dapat dismipulkan bahwa Kedelai GMO berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit apabila dikonsumsi berkepanjangan seperti menimbulkan sel kanker. Perlunya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan kedelai lokal agar berkualitas baik dan dapat memebuhi kebutuhan kedelai Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H