Mohon tunggu...
Deviatul Indah Pramadhani
Deviatul Indah Pramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mathematics 4lyfe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Damai dengan Beribu Potensi: KKN 23 Desa Jampit Gali Potensi Desa lewat Observasi dan Wawancara

3 Agustus 2023   08:29 Diperbarui: 3 Agustus 2023   16:37 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dokumentasi kebun di Desa Jampit, diambil oleh Mahasiswa KKN 23 pada Senin (17/07/2023) siang / dokpri
Dokumentasi kebun di Desa Jampit, diambil oleh Mahasiswa KKN 23 pada Senin (17/07/2023) siang / dokpri

Kecamatan Ijen, termasuk Desa Jampit menempati tanah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani). Hal tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah Desa Jampit adalah wilayah perkebunan. Mayoritas hasil perkebunannya adalah kopi. Luas perkebunan kopi yang dikelola oleh PTPN XII di Desa Jampit sekitar 1.600 Ha.

Tak hanya itu, ada juga berbagai hasil ladang masyarakat Desa Jampit seperti kentang, kubis, bawang prei dan wortel. Pemasaran hasil ladang tersebut kebanyakan akan diserahkan kepada pengepul setelah panen. Ada juga yang sudah kontrak dengan mitra, seperti kentang putih yang dikontrak dengan pihak PT Indofood Sukses Makmur.  Sementara itu, ada potensi hasil hutan berupa tanaman sengon yang dapat ditemui di sepanjang kebun di Desa Jampit.

 2. Potensi Sumber Daya Manusia

Christopher Leonardo mengamati masyarakat Desa Jampit yang bekerja sebagai buruh kopi, bertempat di kebun Desa Jampit pada Senin (17/07/2023) siang / dokpri
Christopher Leonardo mengamati masyarakat Desa Jampit yang bekerja sebagai buruh kopi, bertempat di kebun Desa Jampit pada Senin (17/07/2023) siang / dokpri

Oleh karena tanah yang ditempati masyarakat Desa Jampit semuanya milik PTPN dan Perhutani, maka mayoritas masyarakat Desa Jampit bekerja di kebun. Umumnya, masyarakat bekerja sebagai buruh kopi yang dikelola oleh PTPN XII. Selain buruh kopi, masyarakat juga bekerja sebagai petani kentang dan kubis.

Mahasiswa KKN 23 bersama dengan petani kentang, bertempat di Rumah Petani Kentang pada Senin (17/07/2023) sore / dokpri
Mahasiswa KKN 23 bersama dengan petani kentang, bertempat di Rumah Petani Kentang pada Senin (17/07/2023) sore / dokpri

"Masyarakat sudah beraktivitas mulai pukul 5 pagi (untuk absen bekerja), bulan-bulan ini musim panen jadi selesai bekerja sore sekitar jam 3 sampai 4," tutur Agus. Hal itu mengakibatkan kegiatan lainnya akan lebih efektif jika dilaksanakan pada sore sampai malam hari. Desa Jampit menjadi desa yang damai karena masyarakat disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Desa ini pun juga sangat aman, tidak perlu takut ada pencuri.

Adapun pekerjaan lain masyarakat Desa Jampit, contohnya menjadi peternak. Hewan ternak yang dipelihara mayoritas adalah kambing dan sapi. Akan tetapi, menjadi peternak hanyalah pekerjaan sampingan. Pekerjaan utama masyarakat Desa Jampit tetaplah bekerja di kebun.

"Kalau peternak, kebanyakan orang-orang melihara kambing, minimal 30 sampai 40 ekor," ujar Hendra, Kepala Dusun Krepekan I yang juga ditemui oleh kelompok KKN 23 pada Jum'at (07/07/2023) lalu. Sekedar informasi, masing-masing dusun di Desa  Jampit memiliki dua kepala dusun. Sehingga, total kepala dusun di Desa Jampit sejumlah 6 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun