Mohon tunggu...
Devi Aristya
Devi Aristya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Equinox

5 September 2017   20:50 Diperbarui: 5 September 2017   20:59 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di dunia ini banyak fenomena yang terjadi, salah satunya adalah fenomena astromoni dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun. Fenomena ini disebut fenomena equinox. Ketika fenomena ini berlangsung, tidak terjadi perubahan yang signifikan di luar bagian bumi, semua hampir relatif sama, termasuk yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan.

Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun. Saat fenomena ini berlangsung, wilayah bumi akan mengalami siang dan malam dengan panjang waktu yang sama, dengan masing-masing waktu 12 jam. Ilmuwan dan astronom di belahan bumi bagian utara menggunakan equinox sebagai penanda musim semi telah dimulai. Selain itu, Equinox juga merupakan salah satu waktu terbaik untuk menyaksikan Aurora Borealis. Peyebab dari hal tersebut adalah kegiatan geomagnetik akan terjadi dua kali lebih sering saat musim semi dan gugur, dibandingkan musim panas dan salju.

Banyak kebudayaan di seluruh dunia yang merayakan terjadinya fenomena ini. Masyarakat China melakukan tradisi menyeimbangkan telur sebagai simbol kesuburan agar mendapat peruntungan dan kesejahteraan. Tidak hanya itu, Provinsi Sumatra Barat juga merayakan fenomena ini dengan istilah perayaan titik kulminasi tepatnya di garis khatulistiwa yakni kabupaten Pasaman.

Fenomena ini di sebabkan karena sumbu utara-selatan Bumi poda dasarnya tidak berada dalam posisi tegak lurus dalam satu lintasan orbit Bumi terhadap Matahari. Akibat yang ditimbulkan dari fenomena ini adalah peningkatan suhu udara namun tidak drastis, rata rata suhu udara adalah sekitar 32-36 derajat celcius. Oleh karena itu, para masyarakat dihimbau untuk melakukan antisipasi terhadap peningkatan suhu udara dengan memperbanyak cairan tubuh. Equinox terjadi di beberapa negara seperti Indonesia, Mexico, Iran, Jepang, India dan China.

Equinox berbeda dengan HeatWave yang terjadi di Afrika. Equinox hanya mengakibatkan peningkatan suhu namun tidak secara drastis dan bertahan lama, sedangkan HeatWave mengakibatkan peningkatan suhu secara drastis dan bertahan lama. Maka, masyarakat di negara yang terkena dampak dari fenomena ini tidak perlu terlalu mencemaskan dampak yang akan terjadi karena tidak sebahaya sebagaimana issue yang tersebar.

Daftar Pustaka :

Nocita, C. 2017. "Terjadi 21 Maret 2017? Apa Fenomena Equinox Sebenarnya?". http://sidomi.com/514417/terjadi-21-maret-2017-apa-fenomena-equinox-sebenarnya/. Diakses tanggal 4 September 2017 pukul 19.41.

Djatmiko, Hary Tirto. 2017. "Fenomena Equinox Merupakan Fenomena Alamiah". http://www.bmkg.go.id/press-release/?p=fenomena-equinox-merupakan-fenomena-alamiah&tag=press-release&lang=ID. Diakses tanggal 2 September pukul 12.52.

2017. "Fenomena Equinox Matahari akan Lintasi Sejumlah Wilayah di Indonesia". http://www.republika.co.id/ampsidomi.com/_version/omua10382. Diakses tanggal 4 September 2017 pukul 19.45.

2017. "5 Fakta Menarik Soal Equinox, Bahaya?". https://www.msn.com/id-id/berita/dunia/5-fakta-menarik-soal-fenomena-equinox-bahaya/ar-AAonLXr. Diakses tanggal 2 September 2017 pukul 13.05.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun