Mohon tunggu...
Devi Aprilia Putri
Devi Aprilia Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Quarter Life Crisis, Mengatasi Hambatan Menemukan Arah

13 Mei 2024   11:51 Diperbarui: 14 Mei 2024   08:42 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/REHK1xvhiInput sumber gambar

Saat ini tidur atau ketika merenung pernahkah kalian merasa hidup ini gini gini aja, melihat orang mencapai mimpinya dengan mudah, sedangkan kita? masih kebingungan hidup ini dibawa kemana. Hal tersebut merupakan tanda kalian sedang berada pada fase quarter life crisis. Quarter life crisis atau kata lainya krisis kehidupan keempat sudah tidak asing lagi bagi kita kalangan mahasiswa. Quarter life crisis didefinisikan sebagai perasaan khawatir yang muncul karena ketidakpastian tentang masa depan dalam hal hubungan, karier, dan kehidupan sosial yang akan datang, orang yang mengalami krisis quarter life menghadapi masalah yang berkaitan dengan mimpi dan harapan, masalah yang berkaitan dengan kepentingan akademis, serta masalah dalam kehidupan pekerjaan dan profesional. 

Permasalahan tersebut muncul pada orang yang berusia dua  puluh tahun hingga dua puluh sembilan tahun atau setelah menyelesaikan pendidikan menengah, seperti mahasiswa.  Quarter life crisis ditandai dengan perasaan khawatir tentang masa depan yang berhubungan dengan pekerjaan dan kehidupan sosial, yang ditandai dengan munculnya emosi seperti panik, khawatir, dan kehilangan arah. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk mengalami stres atau gangguan psikologis.

Alasan mengapa usia dua puluh sampai dua puluh sembilan tahun rentan mengalami fase ini karena pada masa ini adalah fase peralihan dari remaja menjadi dewasa. Biasanya saat remaja kita tidak terlalu banyak memikirkan tentang kehidupan, dan cenderung selalu bersenang senang, hal ini akan berhenti saat kalian berusia dua puluh tahun, mengapa? Karena saat usia inilah kita sudah menjadi dewasa, sudah memiliki tanggung jawab besar, mau dibawa kemana kita, mau jadi apa, apa yang kita impikan, cara apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Impian. Hal hal inilah yang bisa menyebabkan quarter life crisis. Mengapa saat mengalami fase ini kita cenderung merasa cemas, gagal bahkan bisa mengakibatkan depresi, hal ini disebabkan oleh kita selalu membandingkan pencapaian kita dengan pencapaian orang lain, sedih dan merasa gagal pastinya jika kita melihat seusia kita sudah mapan, memiliki pekerjaan yang layak, menjuarai lomba, aktif berorganisasi, lolos beasiswa dan banyak lagi hal yang kadang membuat kita iri dengan hal itu. Apalagi melihat pencapaian seseorang di sosial media, sungguh membuat kita menjadi seorang yang gagal.  Sementara kita? Untuk lolos organisasi saja butuh perjuangan yang besar apalagi untuk bisa menjuarai lomba, mendapatkan beasiswa, memperoleh pendapatan saat kuliah, bahkan bisa magang di perusahaan ternama. Sehingga, fase ini merupakan hambatan besar bagi mahasiswa Namun setiap kehidupan pasti akan selalu ada hambatan dan tantangan, tetapi hal tersebutlah yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, dengan artikel ini saya berharap bisa membantu mahasiswa untuk bisa segera menemukan arah dan keluar dalam fase ini. Karena fase ini tentunya sangat mengganggu. Sehingga saya berharap bisa menemukan Solusi yang efektif untuk menghadapi tantangan quarter life crisis.

 Sebelum membahas bagaimana solusi agar bisa melewati fase quarter life crisis, kita juga harus mengetahui faktor penyebab fase ini. Faktor penyebab quarter life crisis terdiri menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kita yang mulai untuk mengeksplorasi diri, adanya ketidakstabilan emosi, hingga usia yang penuh kemungkinan. Mengapa faktor tersebut bisa menyebabkan quarter life crisis?. Saat mulai untuk eksplorasi diri  individu mulai mempertanyakan tujuan hidup, karir, dan hubungan mereka, sehingga dapat menyebabkan kekecewaan dan kebingungan. Selanjutnya faktor quarter life crisis adalah ketidakstabilan emosi, yang biasanya dialami oleh orang-orang yang mengalami fase ini. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti tekanan untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional mereka, kekhawatiran tentang masa depan, dan perubahan yang terjadi dalam hubungan dan karier mereka. Ketidakstabilan emosi ini dapat menyebabkan stres dan gangguan psikologis, yang berdampak pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Faktor internal terakhir adalah usia, mengapa usia bisa menyebabkan quarter life crisis?. Karena individu pada usia 20-an dan awal 30-an mulai mengambil peran baru dalam kehidupan mereka, seperti prestasi yang dicapai saat kuliah, mulai memasuki dunia kerja, mengambil tanggung jawab finansial, memulai hubungan asmara yang serius, atau mempertimbangkan untuk menikah dan memiliki anak. Tuntutan ini dapat menyebabkan kebingungan dan ketegangan. Selanjutnya adalah faktor eksternal yaitu teman, percintaan, tekanan akademik, hubungan dengan keluarga, hingga karier dalam pekerjaan. Mengapa hal tersebut bisa menyebabkan quarter life crisis?. Pertama faktor teman, banyak orang mulai mempertanyakan siapa yang mereka kenal di usia dua puluh atau awal tiga puluh. Mereka mungkin merasa sulit untuk mempertahankan hubungan dengan teman-teman lama mereka atau mencari teman baru yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang mereka alami dalam hidup mereka. Selain itu, banyak orang mulai mempertanyakan apakah teman-teman mereka benar-benar mendukung dan memahami mereka saat ini. Kedua yaitu percintaan, pada usia ini, hubungan asmara seringkali menjadi fokus utama, banyak orang mulai mencari pasangan hidup mereka atau mempertanyakan hubungan mereka saat ini, stres dan kebingungan dapat disebabkan oleh ketidakpastian tentang hubungan asmara dan kekhawatiran tentang menemukan pasangan hidup yang sesuai. Selanjutnya, tekanan akademik, bagi orang-orang yang masih berada dalam lingkungan akademik, tekanan untuk berprestasi di kuliah sering kali menimbulkan rasa cemas dan khawatir yang berlebihan. Kemudian hubungan dengan keluarga, apabila hubungan dengan keluarga terjalin dengan baik pasti hidup lebih tenang, sebaliknya apabila ada konflik dalam keluarga pasti akan menimbulkan stres, dan sedih. Dan yang terakhir karier dalam pekerjaan penyebab quarter life crisis karena banyak orang di usia ini merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan mereka. Ini mungkin karena mereka tidak puas dengan pekerjaan mereka saat ini, atau karena mereka tidak yakin dengan jalan yang akan mereka ambil dalam karier mereka.  

Menemukan arah untuk mengatasi hambatan quarter life crisis. Solusi agar kita bisa keluar dari fase ini yang pertama, ayo coba berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, semua orang punya waktunya masing-masing untuk bersinar, jika mungkin jalan kita tidak bisa secepat mereka tidak mengapa, jangan pernah lelah untuk mencoba dan jangan sampai putus asa, terus belajar dan berkembang agar bisa bersinar seperti yang lain. Cara kedua yaitu mengubah suatu keraguan menjadi tindakan yang pasti, saat kita mulai atau merasa ragu untuk melakukan sesuatu, yakinkan pada diri sendiri bahwa kita bisa, dan segera bertindak mengambil segala kesempatan yang ada, tak mengapa jika kurang berhasil, berarti jatah gagal kita sudah berkurang, dan waktunya untuk kita mengambil tindakan dan berhasil. Ketiga yaitu menemukan orang yang bisa menjadi support system, hal ini merupakan salah satu cara menghadapi quarter life crisis, dengan menemukan support system kita akan memperoleh dukungan emosional, quarter life crisis sering menyebabkan kecemasan, kebingungan, dan ketidakpastian, sehingga melalui suport system seperti keluarga, teman, atau pasangan, dapat memberikan dukungan emosional. Karena bisa menemukan seseorang yang bisa mendengarkan, memahami, dan menyediakan tempat yang aman  untuk berbagi perasaan dan pengalaman yang kita rasakan. Cara keempat yaitu love yourself cintai dirimu sendiri, Cinta diri adalah langkah penting dalam menghadapi quarter life crisis. Seseorang yang memiliki rasa cinta dan penghargaan diri yang kuat akan lebih mampu menghadapi tantangan dan menghadapi masa-masa sulit dengan lebih baik. Ada beberapa cara untuk mencintai diri sendiri saat menghadapi quarter life crisis seperti mulailah dengan menerima diri sendiri sebagaimana adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. Terimalah fakta bahwa setiap orang memiliki kelemahan, dan itu adalah bagian dari menjadi manusia.

Selain itu, mencari tahu apa yang membuat kita berbeda dan berharga. Ketika kita tahu apa yang kita bisa lakukan, kita akan lebih percaya diri dan merasa lebih siap untuk menghadapi quarter life crisis, lalu Jaga kesehatan fisik dan mental dengan berolahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan yang sehat, tidur dengan cukup, dan menemukan cara untuk mengelola stres dan merawat kesehatan mental, menetapkan batas-batas yang sehat dalam kehidupan pribadi dan hubungan, jangan pernah takut cara mengatakan tidak ketika merasa terbebani atau tidak nyaman. Menghindari hubungan yang toxic atau membuat kita merasa tidak dihargai; pilih teman dan pasangan yang positif dan mendukung, menemukan waktu setiap hari untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri untuk bermeditasi, merenung, atau melakukan sesuatu yang membuat Anda rileks dan senang. Selalu berpikiran positif, rubah cara berpikir kita dari cara berpikir negatif ke cara yang lebih positif. Cara terakhir untuk keluar dari fase quarter life crisis yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalkan penggunaan sosial media. Cara ini dianggap ampuh oleh beberapa orang yang mengalami fase ini, karena tidak jarang, media sosial dapat membuat kita merasa alias kita tidak berguna, dan menimbulkan insecure sehingga membuat kita membandingkan apa yang telah kita capai dengan mereka, seperti membandingkan kesuksesan, wajah, dan kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, cobalah untuk membatasi penggunaan media sosial dan fokus dengan apa yang kita miliki. Melalui cara cara di atas semoga kita segera keluar dari krisis ini dan menjadi seseorang yang lebih bahagia dan menghargai kehidupan, apapun tantangan kehidupan, jangan sampai lupa bahwa kita ada Tuhan untuk tempat berdoa dan berkeluh kesah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun