Saatini mustahil membentuk anakcerdas dan genius. Tak percaya? Sekarang buatlah rencana menoptimalkan dominasi otak kanana dan kiri termasuk kemampuan verbal, auditori atau kinestetiknya.
Setiap anak lahir modalnya sama, karena setiap bayi yang lahir ke dunia
membawa satutriliun sel otak (neuron). Dengan
demikian artinya modalnya sama. Lalu, mengapa ada kategori cerdas dan tidak?
Sebab hanya 10 % sel otak yang diaktifkan sementara 90 % lainnya bersifat
pendukung. Semakin banyak menggunakan pendukung. Maka akan semakin banyak
menggunakan pendukung. Maka akan semakin cerdas. Sementara itu, neuron
membententuk serabut (dendrit) yang saling berhubungan (neuronconnection). Jika
tidak terjadi neuronconnection, ibarat laporan yang tidak tersimpan dalam
bookfile. Jadi semakin banyak file yang tersimpan, maka semakin pintar. Artinya
neuronconnection berkolerasi dengan kecerdasan.
Neuronconnection mem bentuk jaringan otak. Untuk membentuknya, otak perlu
nutrisi dan stimulasi. Nutrisi adalah makanan yang bergizi dan bervitamin serta
stimulasi dapat berupa informasi. Ketika informasi masuk ke otak maka
diumpamakan seperti ada aliran listrik, dan neuronconnection sebagai
penghantarnya. Jadi semakin banyak jaringan otak, maka makin tinggi potensi
genius anak. Ada
tiga parameter untuk mengetahui cara kerja otak.
Pertama secara makro yakni
dominasi otak kanan atau kiri. Cermati perilaku anak dominasi otak kiri, jika
ia memilih sesuatu yang beraraturan, belajar lebih suka dari bagian-bagian
kemudian keseluruhan, dan lebihmemilih
instruksi yang berurtan secara detail. Biasanya anak yang didominasi otak kiri
menjadi siswa kesayangan guru karena patuh dan dianggap pintar. Mengapa? Karena
pendidikan di negeri ini masih mengandalkan otak kiri. Sebaliknya anak yang
didominasi otak kanan tidak suka sesuatu yang beraturan, paling suka belajar
dari keseluruhan kemudian ke bagia-bagian, dan memilih yang spontan dalam
lingkungan belajar. Mana yang lebih baik? “Keduanya”. Karena mereka diciptakan
seimbang dan harus bekerja sinergitik ( saling
memperkuat). Otak kiri dan otak kanan juga dikatakan oleh beberapa ahli
simetris. Otak kiri menangani kata, garis, daftar, logika, dan analisa serta
mengontrol bagian kanan kiri, sementra itu otak kanan menangani ritme, warna ,
gambar, peta, imajenasi, dan melamun. Sehingga
banyak pendidik telah mengaplikasikan pembelajaran berbasis otak kanan dan
otak kiri di kelas mereka yaitu untuk memahami gaya belajar individual para siswanya.
Nah kalau begitu untuk membuktikan otak simetris dan sinergi misalnya,
kata diperkuat ritme, angka diperkuat warna. “ Maka dari itu semua orang hafal
warna pelangi- mejikuhibiniu, mengapa? Karena ada ritme”.
Kedua, mikro yakni delapan Multi Intelegence (MI) diantaranya;
logika, verbal, interpersonal, intrapersonal, visual, musik, natural, dan
fisik. Fakta bahwa setiap ank mempunyai MI yang berbeda-beda, meskipun anak kem
bar, atau kakak beradik. Anak yang mempunyai IQ yang cerdas atau genius dalam
matematika belum tentu mereka cerdas bermusik. Jadi MI diperkuat kemampuannya
dibidang kecerdasannya.
Ketiga, gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik mengenalinya cukup mudah. Misalnya saat mendapat mainan baru atau
geme baru. Visual yaitu anak akan membaca petinjuk lalu mengoperasikannnya.
Auditori anak meminta orang lain membaca petunjuk lalu mengoperasikan atau
lebih ke kinestetiknya langsung mengoperasikannya tanpa membaca petunjuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H