Mohon tunggu...
deviana yulianti
deviana yulianti Mohon Tunggu... -

simple is me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadikan Anak Berpikir Kritis dan Kreatif

21 Oktober 2010   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Berpikir kritis (Dalam Gunawan, Adi W, 2007) adalah kemampuan untuk melakukan analsis, menciptakan dan menggunakan kreatia secara objektif, dan melakukan evaluasi data. Berpkir kritis melibatkan keahlian berpikir yang meliputi:

Keahlian berpikr induktif (sebab dan akibat, membuat kesimpulan, pemecahan masalah.

bKeahlian berpikir deduktif (Menggunakan logika, silogisme, kontradiksi)

Keahlian berpikir evaluatif (fakta, opin, mengientifikasi, mengevaluasi, memprediksi, dan menggolongkan, kesamaan dan perbedaan, dan mendeteksi).

Berpikir berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi.

Berpikir kreatif (Dalam Gunawan, Adi W, 2007) adalahkemampuan untuk menggunakan struktur berpikir yang rumit untuk menghasilakan ide yang baru dan orisinal. Berpikir kreatif meliputi

a.Kemahiran: kemahiran menhhasilkan banyak ide

b.Flekbilitas: kemampuan meghasilkan ide-ide yang berbeda.

c.Originalitas: kemampuan menghasikan ide yang unik

d.Elaborasi:kemapuan menghasilakan hal yang bersifat detail

e.Sintesis: kemampuan menggabungkan komponekomponen atau ide menjadi suatu rangkaian pemiiran yang baru.

Berpikir kritis (Dalan Johonson, Elaine B, 2008) merupakan sebuah proses penting, terarah, dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, melakukan penelitian ilmiah dan sebagainya. Berpkir kreatif merupakan kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli da pemahaman baru. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang solusi yang orisinal.

Di sekolah dasar, anak-anak harus melakukan langkah-langkah kecil dahulu sebelum akhirnya menjadi terampil berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi. Apabila anak-anak diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi di setiap tingkatan kelas, yang pada akhirnya mereka akan terbiasa berpkir, berlogika, mengidentifikasi, menemukan, dan terbentuk pribadi yang kreatif. Berpikir kritis dan kreatif memungkinkan siswa menemukan kebenaran dalam berpikir dan bertindak. Siswa sebagai pemkir kritis dan kreatif akan berusaha memecahkan masalah, mengambil keputusan, mempertimbangkan dan mengambil tindakan moral kemudian mereka akan memahami, mencari makna, memperhatikan sudut pandang orang ain untuk kehidupannya sehari-hari.

Contoh sederhana siswa kritis dan kreatif akan melibatkan rasa ingin tahu dan bertanya kepada guru. Guru harus mendorong siswa untuk berpikir, mislnya mengapa sebuah benda beroperasi seperti itu, atau mengapa sebuah benda selalu melakukan seperti itu.

Siswa sebagai pemikir kritis dan kreatif akan membangun hubungan di antara hal-hal yang berbeda yang alami. Kemudian otak akan menemukan pola, menemukan kemungkinan-kemungkinan/penemuan baru dan menakjubkan, yang tidak terpikir dan terduga, oleh kita. Mereka akan menyukai asosiasi bebas, imajenatif, dan intuisi.

Dorongan guru meyakinkan siswa bahwa mereka mampu menghasilkan sesuatu yang baru adalah sangat penting. Guru juga tidak hanya memberikan sesuatu yang sudah dikenal maupun memberikan sesuatu yang unik, dengan ide-ide yang orisinal dan tindakan kreatif guru. Siswa akan berpikir kritis dan kreatif memang membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh. Aktivitas mental, seperti mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan informasi dan ide dengan pikiran terbuka, membangun keterkaitan diantara hal-hal yang berbeda atau sama, dan mmenerapkan imajenasi pada situasi tertentu untuk penemuan dan hal yang baru atau berbeda dari yang lain, serta menengarkan intusi dalam dirinya

“Sebagai calon guru atau guru meski jarang berpikir kritis dan kreatif, tapi kita bisa menjadikan ank didik kita menjadi pemikir kritis dan kreatif”. Semakin anak bangsa berpikir kritis dan kreatif maka maka akan membawa perubahan yang berarti pada bangsa kita, lebih maju, ok..........................

Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia

Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun