Â
Bogor, 11 Maret 2019 - Kelurahan Cipaku, Bogor Selatan, Kota Bogor, memiliki sepuluh program unggulan yang "dibungkus" dalam gerakan Kampung Sarebbu (Sehat, Rukun, Endah, Bersih dan Berbudaya). Kampung Sarebbu sendiri merupakan bagian dari program Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk melakukan penataan kawasan di wilayah yang menggabungkan antara penataan fisik dan pemberdayaan masyarakat.
3R (GERAKAN TIGA JARI KELOLA SAMPAH)  ini merupakan program berbasis masyarakat pengelolaan sampah mandiri berbasis komunitas mengajak serta partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah upaya untuk mengurangi sampa-sampah organik sebagai bahan baku kompos dan bahan baku reenergy  (Biogas).  Program ini pula sudah berdiri kurang lebih selama tiga tahun di resmikan pada tanggal 23 Februari 2015 KSM CEREMAI berupaya mencari solusi untuk PROGRAM REDUKSI VOLUME SAMPAH yang masuk ke TPA Konsep dan Implementasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis Masyarakat Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Komunitas mengajak.
TPS 3R yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ini menjadi tempat penampungan sekaligus pengolahan sampah dari sekitar 350 rumah di kampung tersebut. Manfaat keberadaan fasilitas ini bisa dirasakan langsung masyarakat dengan dikelolanya sampah yang sebelumnya tak tertampung dengan baik, bahkan bisa menjadi tambahan pendapatan untuk warga dari hasil kompos, tanaman buah, hingga budidaya ikan lele di lokasi yang sama yang pakannya,
"Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari. Sampah dipilah, kemudian dilakukan proses pengomposan. Di sini ada juga budidaya lele yang pakannya berasal dari sampah yang dikelola, serta biogas yang bisa digunakan untuk memasak," jelas Ketua KSM Legok Muncang, Amiharja.
Menurutnya, selain pemanfaatan langsung, keberadaan TPS 3R juga membuat warga semakin peduli akan lingkungannya. Sungai yang sebelumnya jadi tempat pembuangan sampah, kini tampak lebih bersih. Di sisi lain, air tanah warga pun kini jauh dari pencemaran karena TPS 3R ini setiap harinya bisa mengolah 8 kubik sampah.
Dalam program ini banyak sekali manfaat bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat Kampung Legok Muncang RW 15 Â kelurahan Cipaku, tujuan program ini yaitu menyadarkan masyarakat akan pentingnya tercipta lingkungan yang sehat & bersih serta meningkatkan kesejahteraan warga serta masyarakat sekitar dan menghilangkan kebiasaan buruk warga membuang sampah kesungai upaya ini untuk penyelamatan lingkungan dari pencemaran sampah dan juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda dalam hal pengolahan sampah.
Dalam adanya program ini  dari  segi ekonomi kelurahan cipaku dapat terbantu dalam penyerapan tenaga kerja masyarakat dapat memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan barang-barang yang berkualitas, ibu-ibu mendirikan wirausahanya sendiri seperti menjual keaneka ragaman kerajinan tangan dari limbah sampah dan juga bapak-bapak yang menjual kompos atau pupuk organik dari limbah sampah yang berada di kelurahan cipaku.
Limbah-limbah sampah ini pula dapat di jadikan bahan bakar gas untuk memasak dirumah,tanpa tabung gas LPG.  Menurut ketua RW. 15 bapak  Amiharja beliau merupakan ketua dari pengembangan program 3R kelurahan cipaku,menurut beliau masyarakat kelurahan cipaku cukup terbantu dengan adanya lapangan kerja baru seperti berwirausaha dari program 3R tersebut, dalam program ini juga terdapat pengembangbiakan ikan lele yang nantinya akan di buat untuk berwirausaha seperti mengolah kueh kering dari olahan ikan lele.
Olahan dari ikan lele tersebut di produksi langsung oleh masyarakat kelurahan cipaku khususnya ibu-ibu rumah tangga di wilayah cipaku,terkadang banyak sekali orderan  keripik ataupun kueh steak dari ikan lele ini, pesanan hingga mencapai ribuan, biasanya pelanggannya orang-orang dinas kota cipaku sendiri. Dengan banyaknya orderan ibu-ibu masyarakat kelurahan cipaku memiliki pendapatan dari berjualan kueh kuah kering tersebut, banyak sekali penghargaan yang telah di raih dengan adanya pemberdayaan program ini. Kandungan dari olahan ikan lele ini pun memiliki banyak protein dan vitamin sehingga dapat mencerdaskan serta menghasilkan makanan yang berkualitas tinggi.
Gerakan ini diarahkan untuk mendukung visi Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan. Infrastruktur yang menentukan suatu permukiman disebut layak huni adalah ketersediaan dan kondisi akses aman air minum dan sanitasi layak.