Mohon tunggu...
Devi Amalia
Devi Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Jakarta

Penyuka makanan manis dan suka seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Jendral Besar A.H Nasution yang Berkaitan Dengan Ilmu Sosiologi Komunikasi

8 Juli 2024   12:35 Diperbarui: 8 Juli 2024   12:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jenderal Besar Abdul Haris Nasution adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang memiliki peran signifikan dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan TNI. Perjuangan beliau tidak hanya relevan dalam konteks militer, tetapi juga dapat dianalisis melalui perspektif sosiologi komunikasi. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup Nasution serta mengaitkannya dengan konsep-konsep sosiologi .

Abdul Haris Nasution lahir pada 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara. Karir militernya dimulai ketika ia bergabung dengan Akademi Militer di Bandung pada tahun 1940. Selama masa perjuangan kemerdekaan, Nasution dikenal sebagai salah satu komandan yang berhasil dalam berbagai operasi militer melawan penjajah.

Salah satu peristiwa paling terkenal adalah serangan terhadap Belanda dalam Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948. Nasution mengembangkan strategi perang gerilya yang efektif, yang kemudian menjadi dasar dari doktrin militer Indonesia. Selain itu, beliau juga menjadi korban dalam peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, di mana ia berhasil lolos dari upaya pembunuhan, namun putrinya, Ade Irma Suryani, tewas dalam kejadian tersebut.

Dalam perspektif sosiologi komunikasi, perjuangan Nasution dapat dianalisis melalui beberapa aspek penting:

1. Komunikasi dan Kepemimpinan
Nasution adalah seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan efektif kepada bawahannya dan masyarakat. Kemampuan ini terlihat dalam caranya menyusun strategi dan memberikan arahan dalam medan perang. Ia menggunakan bahasa yang tegas dan jelas, serta mampu menginspirasi dan memotivasi pasukannya untuk berjuang dengan gigih.

2. Komunikasi Massa
Sebagai seorang tokoh publik, Nasution juga terlibat dalam komunikasi massa. Pidato-pidatonya, baik dalam konteks militer maupun politik, berfungsi untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat luas. Misalnya, dalam peristiwa G30S/PKI, komunikasi Nasution kepada publik membantu menjelaskan situasi dan mengarahkan respons nasional terhadap krisis tersebut.

3. Interaksi Simbolik
Nasution juga dapat dianalisis melalui teori interaksi simbolik dalam sosiologi komunikasi. Ia menggunakan simbol-simbol militer dan nasionalisme untuk membangun identitas dan solidaritas di antara para pejuang kemerdekaan. Uniform, bendera, dan lambang-lambang lainnya berperan penting dalam komunikasi simbolik yang memperkuat ikatan sosial di antara para prajurit dan rakyat.

4. Jaringan Komunikasi
Perjuangan Nasution juga melibatkan pembentukan dan pemeliharaan jaringan komunikasi yang efektif. Dalam konteks perang gerilya, keberhasilan operasi militer sangat bergantung pada kemampuan untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi secara cepat dan tepat. Nasution berhasil membangun jaringan komunikasi yang solid antara unit-unit militer dan juga dengan masyarakat sipil.

Perjuangan Jenderal Besar Abdul Haris Nasution tidak hanya merupakan contoh dari keberhasilan strategi militer, tetapi juga ilustrasi dari pentingnya komunikasi dalam konteks sosial dan politik. Melalui analisis sosiologi komunikasi, kita dapat memahami bagaimana kemampuan komunikasi yang efektif, baik interpersonal maupun massa, berperan penting dalam keberhasilan Nasution sebagai pemimpin dan pejuang. Perjuangannya menunjukkan bahwa kekuatan militer bukanlah satu-satunya faktor dalam meraih kemerdekaan dan stabilitas nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun