Mohon tunggu...
DEVI ALVITA
DEVI ALVITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEVI ALVITA

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Cerita di Balik Berdirinya Kerupuk Subur di Banguntapan Bantul, Yogyakarta

14 Desember 2021   20:16 Diperbarui: 14 Desember 2021   22:59 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerupuk merupakan makanan ringan atau sebagai pelengkap saat makan yang biasa dikonsumsi oleh semua kalangan, mulai dari kalangan atas, menengah dan bawah. Kerupuk biasanya dapat temui di berbagai tempat seperti pasar, toko, warung dan lainnya.

Seperti yang diketahui pada umumnya cemilan berbahan utama tepung tapioka ini sudah menjadi bisnis yang cukup menjanjikan bagi pemilik usaha. Seperti halnya dilakukan oleh bapak Auliyah Hamzah (39), beliau merupakan penerus sekaligus pemilik usaha pembuatan kerupuk.

Auliyah Hamzah (39) mengaku "Bisnis kerupuk ini adalah bisnis keluarga saya, yang menjual kerupuk dengan merek Kerupuk Subur. Sejarah awalnya bisnis ini dimulai tahun 1965, yang bermula dirintis bisnis ini di daerah Jomblangan- Yogyakarta dan pada saat itu masih ngontrak. Kemudian pindah ke daerah Banguntapan Bantul - Yogyakarta pada tahun 1970". (27/11/2021)

Bisnis kerupuk subur ini sudah berjalan selama 51 tahun dan beroperasi mulai dari jam 5 pagi sampai jam 3 sore di daerah bantul. Bapak Auliyah Hamzah (39) juga mengaku sudah mengeluarkan modal untuk sekarang ini sekitar 200 juta dan untuk saat ini sudah memiliki 5 cabang di Yogyakarta dan selain itu juga kerupuk ini dikirim ke berbagai banyak outlet seperti warung, toko dan lainnya yang berada di sekitar daerah Yogyakarta.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Auliyah Hamzah (39) mengungkapkan "Dalam menjalankan bisnis kerupuk ini saya dibantu oleh 25 orang sales dan jika dijumlahkan semuanya dengan bagian produksi itu sekitar 35 orang karyawan yang membantu saya". Dengan harga persatuan kerupuknya sekitar 500 Rupiah. Sehingga para konsumen dan pelanggan Kerupuk Subur ini berasal dari semua kalangan baik itu atas, tengah maupun kalangan bawah. Meskipun harga persatuannya dibilang cukup murah, akan tetapi bapak Auliya Hamzah mampu menghasilkan omset dalam sebulan kisaran 10 juta lebih.

Bisnis kerupuk subur ini mampu memproduksi sekitar 3 kwintal kerupuk setiap harinya. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produk yaitu seperti tepung tapioka, garam bawang putih, ikan bawang daun, ikan minyak dan bahan lainnya. Bahan- bahan yang digunakan dalam produksi ini menggunakan bahan-bahan yang fresh dan berkualitas yang dibeli di pasar dan dikirim oleh supplier.

Desain packing kerupuk ini dulunya hanya menggunakan kaleng saja akan tetapi dengan berkembangnya zaman akhirnya kemasannya berubah ke kemasan plastik yang sama seperti kerupuk yang lainnya. Selain menggunakan kemasan plastik kerupuk subur juga memberikan label logo dengan tulisan merk Kerupuk Subur di setiap kemasannya sehingga itu membuat kerupuk itu menjadi ciri khasnya tersendiri. Akan tetapi, selain mengalami perubahan dalam packingnya kerupuk ini juga masih menggunakan packing kaleng juga untuk para supplier warung seperti warmindo dan lainnya.

Kerupuk Subur ini memiliki rasa yang sangat enak dan berbeda dari kerupuk yang lainnya. Dengan rasa yang gurih, renyah dan ada sedikit ikannya itu membuat saya suka dengan kerupuk subur ini. Selain itu, durasi expired kerupuk subur ini standarnya hanya bertahan 2 minggu. Akan tetapi, jika dalam tempat kerupuk tersebut disimpan dan tidak dibuka tutup itu bisa sampai bertahan sampai 1 bulan. Untuk pembelian kerupuk subur ini bisa datang langsung ke tempatnya yang berada di Banguntapan Bantul Yogyakarta atau bisa langsung ke toko dan warung-warung sekitar. Adapun jika ada yang pesanan memesan Kerupuk Subur ini waktu pengiriman hanya membutuhkan waktu 1 hari saja, karena memiliki sales yang banyak.

Bapak Auliyah Hamzah (39) juga pernah mengaku bahwa beliau pernah mengalami pelanggan yang tidak puas akan kerupuknya tersebut. "Saya pernah mengalami pelanggan yang tidak puas akan dagangan saya, sehingga mengatasi masalah tersebut dengan cara meninjau langsung dengan pelayanan dan komunikasi yang baik dengan pelanggan tersebut. Adapun jika perlu diperbaiki atau diganti dengan kerupuk yang baru".

Para konsumen kerupuk subur ini berdatangan saat musim hujan seperti ini. Seperti yang diungkapkan bapak Bapak Auliyah Hamzah (39) "Bisnis ini ramenya musim hujan dan semenjak adanya covid-19 juga berpengaruh sedikit demi sedikit terhadap bisnis saya sehingga membuat sepi, selain karena pandemi bisnis saya juga sepi saat musim sekolah". Ungkap bapak Bapak Auliyah Hamzah (39) karena dia mengaku bahwa bisnisnya sepi saat musim sekolah dan pandemi ini karena berbelanja orang tidak sering berbelanja kerupuk miliknya itu dan juga beliau mengatakan bahwa dalam musim hujan ini sepi, sudah menjadi tradisi dari sejak dulu.

Strategi dalam bisnis ini mengutamakan kualitas dan pelayanan yang baik serta menggunakan strategi dengan memanjakan konsumennya dengan cara memberi bonus. Meskipun Bapak Auliyah Hamzah (39) mengatakan bahwa bisnis ini tidak memberikan jaminan dari segi harga, rasa dan lainnya, karena hal itu hanya dilihat oleh selera pasar. Beliau juga mengatakan bahwa dengan visi dan misinya mencari rezeki ini dalam menjalankan bisnisnya semoga ini mampu menginspirasi dan memotivasi anak muda harus mau bekerja keras dan berusaha serta untuk kedepannya bisnis ini bisa diturunkan ke anak atau cucu saya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun