Sejak Desember 2019, World Health Organization (WHO) mengidentifikasi Corona sebagai virus penyebab pandemi di China dan Negara lain di Dunia.
Virus corona adalah jenis virus baru yang menimbulkan penyakit Covid-19. Virus ini mirip dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan influenza biasa. Covid-19 dapat menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa hingga lansia.
Gejala Covid-19 menyerupai flu yaitu demam diatas 38 derajat celcius, sakit tenggorokan,pilek, sakit kepala dan batuk kering. Gejala ini dapat sembuh bahkan semakin parah. Gejala parah yang dialami yaitu demam tinggi, sesak napas,nyeri dada, batuk berdahak hingga berdarah. Selain berpengaruh terhadap kesehatan fisik, Covid-19 juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Mulai dari rasa takut hingga efek psikologis serius.
Pada tahun 2017 berdasarkan studi Eurofond and International Labour Ofice di 15 negara yaitu : Belanda, Belgia, Amerika Serikat, Finlandia, Italia, Inggris, Swedia, India, Brazil, Argentina, Prancis, Jerman, Hungaria, Jepang dan Spanyol, terdapat 41% pekerja dengan tingkat mobilitas yang sangat tinggi ketika di rumah, merasa tertekan, dan hanya 25% merasa nyaman bekerja di tempat yang sama.
Hingga bulan November 2021, tercatat 248.440.859 orang di seluruh dunia terjangkit Covid-19, dengan total pasien sembuh sebanyak lebih dari 225.111.543 orang dan total kematian sebanyak 5.031.979 orang. Covid-19 telah menjangkit lebih dari 190 Negara, termasuk Indonesia. Penyebaran Covid-19 di Indonesia, per tanggal 3 November 2021, tercatat 4.25 juta kasus, dengan total pasien sembuh sebanyak 4.091.101 orang, dan total kematian sebanyak 143.481 orang.
Banyak Negara membuat kebijakan baru untuk mencegah penularan Covid-19 seperti menerapkan Lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB), Work From Home(WFH) dll. Kebijakan ini menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, karena kegiatan di luar rumah sangat dibatasi untuk keperluan mendesak seperti membeli makanan,berobat dll. Hal ini membuat masyarakat terisolasi dan kesepian sehingga meningkatkan rasa takut dan cemas. Oleh karena itu, skrining atau pemeriksaan dini kesehatan mental sangat penting untuk dilakukan.
Gangguan kesehatan mental disebabkan oleh berbagai hal diantaranya:
- Takut sakit kemudian meninggal.
- Takut ke rumah sakit karena takut tertular.
- Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup selama isolasi.
- Takut diasingkan karena dikaitkan dengan Covid-19.
- Takut berpisah dan kehilangan keluarga.
- Merasa kesepian, stress, depresi dan bosan selama isolasi.
Para tenaga medis seperti dokter, perawat, pengemudi ambulans bahkan mengalami gangguan kesehatan mental yang lebih berat di masa pandemi Covid-19,diantaranya:
- Stigma sosial dan labelisasi di masyarakat.
- Harus menggunakan perlindungan kesehatan yang lebih ketat (alat pelindung diri, ruang gerak terbatas dan tingkat kewaspadaan yang tinggi).
- Waktu kerja padat.
- Sulit mendapatkan dukungan sosial.
- Tidak sempat merawat diri.
- Takut menularkan Covid-19 kepada orang lain.
Tips menjaga kesehatan mental di masa pandemi:
- Lakukan aktifitas fisik, agar tubuh dapat memproduksi hormon endorfin untuk meredakan stres, mengurangi rasa khawatir, dan memperbaiki mood.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi.
- Hentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol.
- Lakukan aktifitas yang disukai agar tidak jenuh.
- Bijak dalam menerima informasi.
- Jaga komunikasi dengan keluarga agar dapat mengurangi rasa cemas akibat informasi yang tidak jelas kebenarannya.
World Health Organization (WHO) juga menulis panduan kesehatan mental di masa pandemi Covid-19, diantaranya :
- Bersikap empati terhadap pasien Covid-19.
- Penyebutan pasien dengan sebutan orang dengan Covid-19, orang yang sedang dirawat karena Covid-19, dan orang yang sembuh dari Covid-19.
- Hindari menonton atau membaca berita yang menimbulkan rasa khawatir, tertekan dan cemas, serta carilah informasi jelas kebenarannya.
- Saling melindungi dan membantu satu sama lain.
- Menghargai petugas kesehatan yang telah menangani pasien Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H