Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan merupakan pusat pendidikan yang penting, juga tidak luput dari permasalahan stunting. Oleh karena itu, Universitas Airlangga yang dipelopori oleh Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan kolaborasi bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengambil inisiatif untuk mengintervensi permasalahan stunting dari hulu ke hilir melalui program BBK Tematik : Kampung Emas 2.0 2023. Melalui program ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang merekaa peroleh selama perkuliahan dalam konteks nyata, sekaligus memberikan kontribusi konkret pada penanganan stunting. Tujuan utama dari kegiatane Kampung Emas 2.0 adalah memberikan intervensi yang holistic terhadap masalah stunting. Melalui pendekatan multidisiplin, mahasiswa terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, edukasi gizi, serta peningkatan akses dan pemahaman akan pentingnya pola makan yang sehat.Â
Kegiatan KKN BBK Kampung Emas 2023 kali ini mengusung tema Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya melalui tiga jenis kegiatan utama yang diantaranya LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat,  Hebat, Peduli Gizi), dan Formula Pangan Beriman (Formulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, berbasis hewani). Dimana untuk  kegiatan LADUNI sendiri adalah kegiatan yang berfokus pada intervensi konsumsi suplemen Multiple Micronutrients (MMN) baik dalam kegiatan distribusi maupun pendampingan/pemantauan kepatuhan konsumsi suplemen MMN oleh para calon pengantin dan ibu hamil. Selanjutnya, untuk program SBCC-BEZTIEZ adalah program yang berupaya memberikan fasilitas pelatihan 'ToT' dan edukasi terkait gizi ibu hamil dan manajemen stress melalui media kreatif untuk para calon pengantin dan ibu hamil. Terakhir, program Formula Pangan Beriman adalah program yang berupaya untuk mengembangkan formula makanan berdasar pangan hewani untuk meningkatkan asupan protein bagi ibu hamil dan calon pengantin untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat atasi Stunting). Pada kegiatan ini kami melakukan formulasi makanan berupa lumpia ikan tongkol yang kaya akan protein dan zat besi untuk pencegahan anemia akibat kekurangan nutrisi pada ibu hamil dan calon pengantin.Â
Selain ketiga program tersebut, kami juga melakukan analisis situasi terkait masalah KB pasca persalinan, masalah gizi pada ibu hamil dan calon pengantin, pengetahuan dan praktik konsumsi gizi, konsumsi suplemen gizi, pola asuh, dan kesehatan mental di kelurahan sasaran kami yakni kelurahan Tembok Dukuh. Dimana kegiatan analisis situasi ini dilakukan sebelum menjalankan ketiga program diatas tersebut. Kegiatan analisis situasi mencangkup identifikasi jumlah balita stunting, ibu hamil dan calon pengantin, analisis sasaran yang beresiko, dan dilanjutkan kegiatan wawancara kepada masing masing para ibu hamil, calon  pengantin, dan balita stunting yang beresiko. Dimana dari kegiatan analisis situasi tersebut, diharapkan kami dapat lebih tepat sasaran untuk menjalankan ketiga program KKN Kampung Emas dan memungkinkan peluang keberhasilan yang cukup tinggi.Â
Berdasarkan hasil analisis situasi yang telah kami lakukan, data yang kami peroleh dari puskesmas kami mendapatkan 5 calon pengantin beresiko, 10 ibu hamil beresiko dan 9 balita stunting yang apabila dirincikan resiko untuk calon pengantin yakni meliputi, anemia, underweight, serta overweight. Untuk kelompok resiko pada ibu hamil meliputi anemia, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, bekas caesar, KEK, serta obesitas. Untuk 9 balita stunting yang terdapat pada kelurahan Tembok Dukuh juga masih kedalam kategori masih stunting. Untuk hasil analisis konsumsi laduni ibu hamil dan catin yang telah kami lakukan mendapatkan hasil bahwa 20% catin dan 40% ibu hamil sasaran tidak mengkonsumsi laduni, hal ini dapat disebabkan karena  Bumil telah mendapatkan atau meminum suplemen lain yang memiliki manfaat serupa dengan suplemen Laduni.
Sehingga, dengan situasi tersebut maka dalam kegiatan Kampung Emas 2.0 dilakukan dua kali sesi edukasi kepada Ibu Hamil dan calon pengantin. Dalam kegiatan edukasi tersebut terdapat beberapa materi yang kami berikan materi tersebut meliputi manajemen stress pada ibu hamil yang dibawakan oleh psikolog Puskesmas Tembok Dukuh, kemudian diikuti dengan materi yang kedua terkait gizi ibu hamil dan materi yang ketiga tentang anemia serta laduni yang dibawakan oleh mahasiswa jurusan gizi. Kegiatan selanjutnya adalah formulasi pangan beriman yang dipaparkan melalui video demonstrasi disertai dengan pemberian makanan hasil formulasi kepada para peserta. Sebelum kegiatan edukasi di mulai terdapat posttest dan pretest yang di berikan kepada ibu hamil, calon pengantin serta kader. Kemudian, perbandingan skor pre test dan post test dianalisis menggunakan metode KAP (Knowledge, Attitude, Practice). Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa sebagian besar peserta edukasi mengalami peningkatan skor post test yang artinya peserta telah mengalami peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik setelah diberikan edukasi. Hal ini dapat diartikan bahwa edukasi ketiga program tersebut dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan efektif kepada peserta. Apabila ditinjau dari skor peserta, maka dapat dilihat bahwa seluruh peserta memiliki rentang skor sebesar 38-45 poin atau tergolong dalam kategori baik. Artinya, seluruh peserta dapat memahami dan mengaplikasikan materi yang diberikan pada saat pelaksanaan edukasi.Â
Program Kampung Emas yang terakhir adalah Formula Pangan Beriman yang menawarkan pendekatan holistik dalam memperkenalkan produk hasil perikanan dan pangan hewani, mengembangkan formula makanan, serta dokumentasi praktik pengolahannya dalam bentuk media dengan tujuan meningkatkan asupan protein bagi ibu hamil dan calon pengantin. Pada program ini, kami mengolah ikan tongkol menjadi kudapan berupa lumpia ikan tongkol dengan kandungan zat gizi pada setiap buah lumpia sebagai berikut : Energi : 131, 38 kcal, Protein : 6 gram, Lemak : 11 gram, Karbohidrat : 2,7 gram, Serat : 0,64 gram.
Kegiatan BBK Tematik Kampung Emas 2.0 ini diharapkan dapat menjadi titik awal perubahan yang signifikan dalam mengatasi permasalahan stunting di Surabaya. Melalui kolaborasi mahasiswa, lembaga pendidikan, dinas kesehatan, dan beberapa pihak terkait diharapkan langkah-langkah konkret yang sudah dijalankan dapat menjadi landasan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H