Mohon tunggu...
Devia Putri Isnaini
Devia Putri Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penerapan Interfaith di Desa Gading RT003/09, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya

30 Desember 2024   23:05 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:01 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kegiatan Sosialisasi Interfaith (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Toleransi beragama merupakan pondasi penting untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia. Dalam ceramah Tafsir Alquran yang diikuti oleh para Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Non Reguler 07 Untag Surabaya dan warga RW09 Kec. Tambaksari, Surabaya, terlihat jelas bagaimana nilai-nilai interfaith menjadi jembatan untuk menciptakan keselarasan sosial. Ayat-ayat Alquran seperti Al-Hujurat: 13 dan Al-Baqarah: 256 menegaskan pentingnya pengakuan atas perbedaan dan larangan memaksakan keyakinan.

Namun, tantangan dalam mengimplementasikan toleransi tetap ada, mulai dari fanatisme hingga ketakutan terhadap sinkretisme. Kendala ini menunjukkan bahwa toleransi tidak hanya memerlukan pemahaman yang luas, tetapi juga keterbukaan dan dialog yang berkelanjutan.

Foto Kegiatan Pengajian Toleransi Antar Umat Beragama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Kegiatan Pengajian Toleransi Antar Umat Beragama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Melalui program interfaith yang dilakukan di Desa Gading RT003/09, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Non Reguler 7 dan warga setempat berupaya mempraktikkan nilai-nilai ini dengan melibatkan berbagai komunitas agama. Dari pengajian di Masjid hingga perayaan Natal di Gereja, serta sosialisasi Interfaith kepada anak-anak usia dini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan ini menunjukkan bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk bekerja sama demi kebaikan bersama.

Foto dengan Pengurus Gereja untuk Perayaan Natal (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto dengan Pengurus Gereja untuk Perayaan Natal (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pluralisme dan interfaith tidak hanya penting dalam konteks sosial, tetapi juga memiliki dimensi teologis yang mendalam. Ketika setiap agama memahami posisi mereka dalam keberagaman, dialog yang inklusif menjadi lebih memungkinkan, sehingga memperkuat hubungan sosial dan mempererat persaudaraan.

Kesimpulannya, toleransi bukan hanya sebuah konsep ideal, melainkan sebuah praktik nyata yang memerlukan usaha bersama. Dengan menanamkan nilai ini sejak dini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis, saling menghormati, dan penuh kedamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun