Visi sosial Gandhi adalah melepaskan puluhan juta rakyat India dari jerat kemiskinan dengan melakukan gerakan produksi dalam negeri oleh massa (padat karya), sekaligus melepaskan ketergantungan pada produk impor.
 Produksi dalam negeri dikemas sederhana, sehingga masyarakat bisa membelinya. Tetapi dengan meningkatnya daya beli, maka kemasan produksi dalam negeri pun semakin dikemas dengan lebih baik. Ajaran Mahatma Gandhi tentang swadesi merupakan ajaran untuk cinta tanah air.Â
Menurutnya, konsep swadesi memiliki hubungan yang erat dengan semangat swaraj sebagai cita-cita bersama seluruh warga India, bahkan seluruh manusia. Dalam bahasa sederhana diartikan sebagai menggunakan apa yang dihasilkan oleh negeri sendiri. Konsep ini mengarah pada swaraj dalam arti pemerintah oleh negeri sendiri (self rule) yang senjatanya bertumpu pada kekuatan sendiri (self rellance).
Swadeshi berasal dari kata --swa- yang berarti mandiri atau sendiri dan --desh- yang berarti negara. Berdasarkan asal katanya, Swadeshi dapat diartikan sebagai negara mandiri. Keberhasilan gerakan Swadeshi di India disampaikan dengan baik kepada orang-orang Indonesia yang berpendidikan Barat. Mereka menjadi peka terhadap pentingnya sikap mandiri dalam ideologi yang dipegang oleh gerakan kaum nasionalis India.
Padahal ajaran yang dibawanya sangatlah sederhana. Dimana ajarannya banyak bersumber pada kepercayaan Hindu Tradisional: kebenaran (satya) dan non-kekerasan (ahimsa).Â
Sementara itu Swadeshi itu sendiri adalah mengajak rakyat India menghargai kerja tangan dan desentralisasi produksi. Jika produksi massal memuja individualisme, ekonomi yang berbasis pada masyarakat desa memupuk semangat gotong-royong menuju kesejahteraan bersama.
Kejujuran dan Kekeluargaan dalam Ekonomi yang Mandiri
Kerja tangan Gandhi yang tampak sederhana itu punya akar pemikiran mendalam. Yakni tentang swadeshi, atau kemandirian ekonomi lokal, dimulai dari kemandirian di tingkat desa.Â
Merenungi ajaran 'Swadeshi' Gandhi, tentu akan menjadi cermin bagi munculnya kepemimpinan yang jujur dan kerap menghendaki kebaikan bagi rakyatnya. Konon, gagalnya sisitem koperasi di Indonesia sebab tak mampunya para pemimpin kita untuk mengendalikan investasi asing dan tak mampu membangun membangun Indonesia dari Desa atau pinggiran.
Desa sudah seharusnya mandiri, bukan hidup dari subsidi seperti yang dilakukan pemerintah melalui Dana Desa. Keberdayaan ekonomi desa muncul dari jalur distribusi ekonomi yang tak punya banyak hambatan baik itu dari tingkatan swasta atau birokrasi.Â
Jika melihat langka Gandhi yang menjungkir balikkan konsep produksi colonial Inggris semasa itu yang cederung tersentral, padat modal, terindustrialisasi, dan mekanis.Â