Mohon tunggu...
Simatupang Devi
Simatupang Devi Mohon Tunggu... Guru - mencoba menulis

seorang guru yang mengajar di pulau Dewata. kata orang menyenangkan, kataku semua tempat sama saja. karna yang paling penting adalah komunitasnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Orang Indonesia Bukan?

11 Maret 2010   17:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_91575" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Apa ciri besar orang Indonesia? wajah yang berkesan asia? menurut saya bukan. banyak negara di Asia. kenal adat budaya Indonesia ? Bukan. Banyak turis yang belajar dan akhirnya bisa budaya di Indonesia. Orang tua asli Indonesia? bukan. kenal pahlawan Indonesia? bukan. Tahu nama Presiden Indonesia? semua mengetahuinya. Tahu pemerintahan Indonesia? oh, tidak tidak. Budaya korupsinya? Jangan berpikir yang tidak tidak. Bukan itu yang menilai kita orang Indonesia atau bukan. Jawabannya ada di isi Sumpah Pemuda kita, dan yang peling terlihat dari ketiganya adalah : Berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Apakah ini masuk akal? Sebagai orang Indonesia sudah seharusnya kita mengenal bahasa Indonesia (bukan hanya tahu. Tahu dan mengenal memiliki makna yang berbeda). Sudah dari jaman kakek- kakek kita ikut berperang, sampai jaman kita yang berperang (meski dengan musuh yang berbeda), Indonesia mempunyai sebuah bahasa yang dijunjung tinggi : BAHASA INDONESIA. Semua warga Indonesia wajib menjaganya. Dengan cara apa? Ya dengan cara dapat bebahasa Indonesia. Apa lagi kalau bukan itu? Materi yang lainnya adalah saham untuk semakin memperkaya kita dan punya pertahanan kuat dalam menjaga sang bahasa. Apa jadinya jika mengaku orang Indonesia, tapi tidak bisa berbahasa Indonesia? Tak terpikirkan oleh saya bagaimana orang itu dapat menyebut dirinya orang Indonesia. Pada kenyataannya, sekarang ini dapat ditemukan oarang Indonesia yang tidak bisa menggunakan bahasanya sendiri dalam berkomunikasi. Jika ada yang belum pernah melihatnya, minimal saya sudah menyatakannya. Walau hanya menyaksikan lewat layar kaca televisi, jauh di dalam benak saya sudah timbul pertanyaan : adakah perasaan malunya ketika mengatakan tidak bisa berbahasa Indonesia? Atau perasaan yang bangga yang dia alami?. Dia yang saya sebut ini, di salam acara yang saya tonton, datang sebagai inspirator untuk para penonton. Dari data yang ditampilkan, memang dia sangatlah pantas menjadi inspirator bagi para pemirsa untuk terus menggali potensi diri. Awalnya saya begitu bangga melihat Indonesia mempunyai bibit unggul seperti ini. Tetapi semua sirna ketika ia mengatakan tidak bisa berbicara dalam bahasa Indonesia. Ia selalu menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Kini yang ada untuk sang inspirator tersebut adalah nilai minus dan tanda tanya besar. Kok bisa?? Seharusnya kita sadar, nama Indonesia bukan ditopang secara beramai-ramai. Tapi ditunjukkan pada setiap kita. Satu per satu. Bagaimana kita, itulah Indonesia yang kita presentasikan. Jika mengaku menjadi orang Indonesia, namun dalam praktiknya berbahasa Indonesia saja tidak bisa. Apakah layak menjunjung nama Indonesia? Sekali-kali jangan. Seberapapun hebatnya kamu, seberapa pun terkenalnya kamu, jangan pernah mengaku sebagai orang Indonesia jika tidak bisa berbahasa Indonesia. Inilah sedikit teguran saya untuk kita: Orang Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun