Pendidikan yang bermakna menjadi tujuan utama Pendidikan pada abad 21 ini. Pada abad 21 ini teknologi berkembang begitu pesat, sehingga mengharuskan Guru untuk mampu mengikuti perkembangan zaman agar bisa memberikan Pendidikan yang berkualitas, menarik dan menyenangkan yang mampu memotivasi peserta didik agar tergerak untuk belajar sepanjang hayat.
Dalam memberikan pembelajaran yang bermakna banyak sekali cara yang bisa ditempuh Guru untuk mewujudkannya. Diantaranya dengan mengintegrasikan Computational Thinking dalam pembelajaran. Dengan pengintegrasian Computational Thinking dalam mata pelajaran diharapkan mampu merubah pola pikir peserta didik dalam menyelesaiakan suatu permasalahan sehari-hari dan soal ujian sekolah. Â
Computational Thinking adalah proses berfikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam menentukan / memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses informasi (solusi) tersebut. Agen pemroses informasi yang dimaksud adalah manusia atau komputer. Pada dasarnya Computational Thinking tidak harus menggunakan computer. Karena Computational Thinking berfokus pada cara berfikir dalam menemukan cara penyelesaian persoalan (problem solving) dalam kehidupan sehari-hari. Computational Thinking sendiri memiliki empat fondasi diantaranya adalah :
- Dekomposisi / Decomposition adalah pembagian persoalan kedalam beberapa sub-persoalan yang lebih kecil.
- Pengenalan pola/Pattern Recognition adalah pengamatan atau analisis terhadap berbagai kesamaan yang ada di antara persoalan-persoalan. Jika seseorang telah berkali-kali menyelesaikan persoalan, diharapkan dapat menemukan pola dari persoalan-persoalan sejenis dan juga pola dari solusi-solusi yang dirancang / diimplementasikan.
- Abstraksi/Abstraction adalah proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint penyelesaian persoalan ynag dapat digunakan untuk menyelesaiakn persoalan-persoalan sejenis.
- Algoritma/Algorithm adalah Langkah-langkah terurut untuk menyelesaiakn suatu persoalan. Algoritma harus disusun dengan jelas, runtut, lengkap, efisien, dan tidak menyalahi Batasan-batasan dalam persoalan tersebut.
Pengenalan pola/Pattern Recognition menjadi salah satu cara yang bisa digunakan oleh guru dalam melatih peserta didik untuk berfikir secara Computational Thinking . untuk itu guru harus melatih peserta didik untuk mampu menerapkan fondasi Computational Thinking Pengenalan pola/Pattern Recognition dalam pembelajaran maupun dalam mengatasi permasalah sehari-hari. Melalui pelatihan Pengenalan pola/Pattern Recognition pada beberapa soal ujian, diharapkan peserta didik mampu meminimalisir kesulitan dalam memecahkan suatu persoalan. Karena peserta didik sudah terbiasa memecahkan masalah dengan mengenali pola dari soal tersebut. Dengan begitu diharapkan cakupan capaian pembelajaran peserta didik lebih cepat diperoleh, sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
Pengenalan pola/Pattern Recognition dapat diterapkan bagi peserta didik dengan lebih sering memberikan latihan soal yang mampu mengasah berfikir kritis bagi peserta didik. Diantaranya  melalui soal-soal pada platfrom Bebras, soal AKM, dan soal-soal ujian sekolah lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H