Mohon tunggu...
Devi
Devi Mohon Tunggu... Lainnya - IRT

Masak,nulis, jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai Pacar Cucu Ku

2 Februari 2024   23:24 Diperbarui: 2 Februari 2024   23:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nenek jatuh cinta lagi( sumber:Dev) 

Inilah pacarku Rio namanya,dia pria yang baik penyayang juga ramah. Aku mengira dia sebaik itu namun aku salah. Dibalik kisah cintaku yang kandas hal mengejutkan pun terungkap. Antara sedih atau tertawa aku tak tau.

Aku tinggal bersama nenekku, ibu dan ayahku pergi merantau. Sejak kecil aku dirawat oleh nenekku. Nenek menjadi sosok ibu pengganti ibu kandungku. Aku pun juga sayang sama nenekku. Aku cucu satu satunya nenek dan kakekku telah meninggal beberapa tahun lalu.

Tak jarang pacarku mengunjungi ku dan membawakan martabak kesukaanku. Nenekku pun suka dengan keramahannya. Tanpa aku tau nenek sering kasih uang ke Rio. Waktu itu Rio pikir nenek sayang sebagai pacar cucunya. Berkali kali Rio dikasih uang tiap mau keluar jalan bersamaku.

Tapi ada hal sedikit aneh, nenekku suka dan nyaman kalau berbicara dengan Rio. Namun nenek tak suka hubunganku dengan Rio. Nenek tak merestui hubungan kami. Lah,, kan aneh??

Hhhmmm,, tak ku hiraukan larangan nenek untuk menjauhi Rio. Namun suatu hari aku mendapati Rio mesra dengan wanita lain. Aku mempertanyakan hubungan kami. Dengan amarah emosi kami pun bertengkar dan semua pun nampak jelas. Dengan luka aku pun pergi meninggalkan Rio.

Ku ceritakan semua sama nenekku, kalau Rio berhianat. Nenek ku pun marah marah, ngomong tidak karuan. Dan tiba tiba nenek minta maaf tanpa aku mengerti kesalahannya. Nenek pun bercerita semua hal tentang Rio dan kenyamanan saat bersama Rio. Awal aku berfikir nenek marah karna penghianatan Rio. Namun ternyata nenek marah karna sakit hati merasa dihianati. Lucunya nenekku jatuh cinta sama pacarku, itu kebenaran nenekku tak merestuiku. Entah aku harus menangis atau tertawa aku tidak tau. Aku hanya bisa terdiam terpaku mendengar semua itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun