Hari ini terlihat seorang gadis, entah berapa kali ia bolak-balik didalam kamarnya. Sesekali ia menghampiri jendela, mengeluarkan tangannya lebih tinggi agar mendapatkan apa yang dia cari, tetapi tetap sama tidak ada hasil. Lalu ia mengambil tongsis dilaci meja belajarnya, memasang ponselnya untuk dicapit, ia kembali  kejendela kamarnya  mengeluarkan  ponselnya lebih tinggi dengan bantuan  tongsis, kemudian ia tersenyum.
Tak lama, senyumnya memudar, ia mulai berpikir kalau seperti ini bakal susah untuk membuka whatts'up dan juga untuk absensi di e-learning ,ditambah lagi harus mengerjakan soal latihan dari dosen. Ia memutuskan untuk berpindah tempat dimana itu adalah kamar kakaknya. Mungkin saja ia akan mendapatkan sinyal, lagi-lagi  sinyal hadir dan  pergi, akhirnya ia duduk terdiam di meja belajar kakaknya. Ia menjatuhkan kedua tangannya ke meja, meluruskan tangannya dengan satunya mengenggam ponsel dibarengi dengan dagunya menyentuh dinding meja belajar, dengan rasa frustasi. Ia menatap ponselnya dengan tajam.
"Tolong, bentar lagi mulai, hadirlah"
Dia adalah Devi. Mahasiswa Baru Angkatan 2020 dimana wabah Corona dimulai. Membuat semua mahasiswa, bahkan seluruh masyarakat Indonesia diharuskan untuk tidak beraktifitas diluar rumah terlebih dahulu. Awalnya dia senang namun, lama kelamaan dia merasa lelah dimana ia harus mencari sinyal setiap detik ataupun menitnya untuk dapat memasuki pembelajaran. Apalagi setiap harinya, materi yang dijelaskan selalu masuk telinga kanan dan keluar ketelinga kiri, yang membuatnya tidak mengerti sama sekali. Anehnya lagi teman-temannya bertanya padanya, dan membuatnya tertawa akan hal itu
"saya aja enggak paham, malah kalian tanya kesaya"
Tetapi sama Devi membalas sebaliknya ia menulis  yang dia ingat saja, entah temannya paham atau tidak, yang penting devi membalas agar tidak kelihatan bodoh walaupun memang bodoh.
Devi yang sedang duduk, memaksa menegakkan badannya memasuki g-meet dengan link yang sudah diberikan dosen sebelumnya. Devi mulai berdiri berjalan kesana kemari agar dapat sinyal, namun apalah daya ditempatnya memang rawan sinyal.
Pada akhirnya Devi memutuskan berjalan mengelilingi rumah. Tanpa alas kaki Devi  mulai berjalan sambil menatap layar, tanpa sadar kakinya basah dan kotor terkena genangan air hingga kotoran ayam menempel ditelapak kakinya. Ditengah jalan devi mendengar dosen memanggilnya meminta untuk mengaktifkan kamera, Devi bingung harus mengaktifkan kamera atau diam saja, dosen yang terus memanggilnya terpaksa mengaktifkan kamera. Namun, ternyata saat kamera dihidupkan, Devi keluar sendiri dari g-meet yang membuatnya bersyukur. Devi memasuki g-meet lagi, langsung mengirim pesan 'kalau dirinya tidak dapat mengaktifkan kamera karena susah sinyal, setiap akan mengaktifkan Devi akan keluar sendiri' kurang lebih seperti itu. Sampai dimana mata kuliah akan selesai, dosen meminta untuk mengerjakan soal latihan dan dikumpul sebelum jam 16.12 sore.
Devi mengangkat tangan kirinya kearah depan wajah  lalu, melihat arlojinya pukul 15.55. Setelah melihat arloji dan berapa soal yang diberikan, Devi melotot melihat ada 20 soal yang akan ia kerjakan dengan waktu 17 menit, sebenarnya soal itu sudah dikasih sebelum jam 13.12 namun karena sinyal yang tidak mendukung membuatnya hanya bisa absen dan fokus di g-meet walaupun dengan suara yang terputus-putus.
Tanpa alasan, Devi mencuci kaki dan langsung menuju kedalam rumah mengambil beberapa kertas, lalu mengerjakannya dengan sedapatnya dan sebisanya. Waktu terus berjalan hingga tersisa 4 menit, dan Devi masih mengerjakan 5 setengah jawaban. Terpaksa Devi mengirim jawaban di elearning dimana itu juga membutuhkan waktu yang sangat lama. Sambil menunggu Devi berbaring dilantai dan memejamkan mata lalu ia bergumam
"Berapa lama lagi aku menunggu untuk bulan januari"