Mohon tunggu...
Devi Eka Aprilita
Devi Eka Aprilita Mohon Tunggu... Penulis - PENGARANG

BE SMART

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keresahan terhadap Peraturan

21 Desember 2020   20:58 Diperbarui: 21 Desember 2020   21:18 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SURABAYA Mengalami sakit adalah hal yang wajar untuk setiap manusia. Virus Covid-19 dapat menyebar dengan cepat melalui sentuhan dan udara, penggunaan masker dan menjaga jarak aman harus dilakukan agar terhindar dari penyakin menular yaitu virus Corona Covid-19. Menyulitkan aktifitas masyarakat yang semula bekerja, bersekolah sekarang semua hanya bisa dilakukan di rumah saja.

(Senin, 21/12/2020) Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap makhluk berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan keadaan dimana tubuh tidak berada pada kondisi normal yang disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam maupun luar tubuh. Berdasarkan karakteristiknya penyakit dapat digolongkan menjadi 2 yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah dibandingkan dengan penyakit tidak menular. Salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan dapat menular ke manusia ialah Virus Corona.

Virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.

Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ. Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain hingga kini masih dianggap sebagai vektor virus Corona atau COVID-19. Terlepas dari benar-tidaknya informasi tersebut, COVID-19 membuktikan diri mampu menular antarmanusia.

Pasien positif Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur kembali bertambah signifikan. Ada kasus penambahan pasien baru Covid-19 188 orang pada Kamis, 11 Juni 2020. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Surabaya hari ini adalah 3.627 kasus.

Virus Covid-19 secara terus-menerus menyebar kepada orang satu ke orang lainnya. Tidak mengenal usia dan gender, banyak faktor yang membuat seseorang positif Covid-19. Pemerintah berupaya mengurangi penambahan kasus positif dengan memastikan mengurangi kapasitas angkutan umum hingga separo, membatasi kapasitas angkut mobil pribadi, bahkan motor di wilayah dengan penerapan PSBB tidak boleh berboncengan.

Peraturan pemerintah sangat berdampak bagi masyarakat khususnya Surabaya yang telah menjadi Kota tertinggi kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya pekerja kantoran, pelajar, mahasiswa, pekerja swasta yang terkena dampak tetapi pedagang kaki lima juga terkena dampak tersebut. Masyarakat juga mengikuti protokol pemerintah dengan menjaga jarak, selalu mencuci tangan, dan memakai masker bila ada  kegiatan keluar rumah.

""perasaan takut waktu bekerja memang ada, tapi lebih ke was-was terhadap orang yang tiba-tiba batuk atau bersin". Kata Desi.

Setelah adanya pandemi, pemerintah menerapkan tatanan New Normal Life yang memperbolehkan beraktifitas diluar rumah tetapi tetap menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Dengan adanya tatanan New Normal Life, masyarakat masih belum sepenuhnya mengerti penerapan yang dimaksut akan seperti apa. Melihat dari peningkatan kasus Covid-19 dan cara pemahaman masyarakat kota Surabaya masih belum bisa menerapkan dengan baik.

""belum tahu apa itu New Normal Life jadi belum bisa mempersiapkan apa yang harus dilakukan". Kata Desi

Penulis : Devi Eka Aprilita

Kelas : JURNALISTIK V-A

NIM : 1813211026

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun