Mohon tunggu...
Devi AmandaYovita
Devi AmandaYovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kebahasaan

Literature-Fiction

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kepribadian Mr. William dalam Novel "Danny The Champion of the World" Menggunakan Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud

14 Januari 2022   12:51 Diperbarui: 20 Januari 2022   08:46 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kalian membaca novel anak yang berjudul "Danny the Champion of the World"?

"Danny the Champion of the World" adalah sebuah novel karya Roald Dahl yang diterbitkan pada tahun 1977 oleh Puffin Books. Novel ini bergenre petualangan, drama, dan keluarga. Novel ini akan memberikan suasana masa lalu. Ketika Anda membaca novel ini, Anda akan dibawa nostalgia ke masa lalu, pada masa kecil Anda. Novel ini juga berisi tentang kedekatan ayah dengan anaknya dan juga bagaimana pola asuh ayah terhadap anaknya yang memberi makna bahwa antara anak dan ayah memiliki ikatan batin dan betapa berartinya mereka satu sama lain. William sebagai ayah Danny memiliki dua peran, yaitu menjadi ibu yang mengurus segalanya dan ayah yang menopang kehidupan Danny sejak ibunya meninggal. Mr. William adalah ayah yang baik dan sangat peduli dengan Danny. Ia adalah seorang ayah yang mendukung segala keinginan dan keinginan sang anak serta seorang ayah yang berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan impian sang anak.

Seperti yang kita ketahui bahwa di buku tersebut, terdapat berbagai macam isu kehidupan yang dapat kita bahas dan kita analisis lebih lajut. Salah satu isu yang menarik yaitu mengenai kepribadian dari salah satu tokoh yang terdapat pada novel "Danny the Champion of the World", yaitu Mr. William yang merupakan ayah dari si tokoh utama, Danny.

Pada kesempatan ini, kami memilih untuk membahas kepribadian Mr. William berdasarkan sebuah teori dari Sigmund Freud, yaitu teori psikoanalisis. Berdasarkan teori ini, kami fokus membahas mengenai tiga komponen kepribadian individu, yang meliputi id, ego dan super-ego.

 Seperti yang kita ketahui bahwa id dipengaruhi oleh kesenangan dan kepuasan yang berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan ego merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menghadapi realita dengan mengendalikan id agar sesuai dengan super-ego. Menurut Freud (1939), ego lebih lemah dari id yang keras kepala dan ego hanya bisa bertahan. Freud (1923) membuat analogi bahwa id adalah kuda dan ego adalah pengendara. Ego disamakan dengan seorang pria di atas kuda, yang harus bersaing dengan kekuatan besar yang kuda miliki. Di sisi lain, terdapat super-ego yang berdasar pada nilai-nilai moral yang terdapat di lingkungan sosial. Sebagai tambahan, super-ego memiliki dua pandangan, benar dan salah.

Berpedoman pada teori Sigmund Freud, kepribadian Mr. William dalam novel "Danny the Champion of the World" dapat dianalisis menjadi tiga bagaian. Pertama, id. Mr. William memiliki kepribadian bawaan (Id) yang berupa keinginan untuk memlakukan perburuan liar (poaching). Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan yang dimiliki oleh Mr. William sejak sebelum Danny lahir. 

Ketika Danny dirasa sudah cukup dewasa, Mr. William akhirnya memutuskan untuk melakukan perburuan liar (poaching) lagi setelah sekian lama berhenti demi merawat Danny. Jika dikaitkan dengan keadaan saat ini, seperti orang tua pada umumnya, dimana pada saat itu posisi ayah Danny, Mr. William merupakan seorang orang tua tunggal, dimana ia harus memfokuskan seluruh perhatiannya untuk sang anak. 

Sehingga ia rela untuk meninggalkan hal yang ia sukai. Kedua, ego Mr. William mulai mempertimbangkan haruskah ia pergi melakukan perburuan liar (poaching), atau tetap tinggal di rumah untuk menemani Danny di malam hari. Kemudian, setelah melalui berbagai pertimbangan, pada akhirnya Mr. William memilih untuk mengikuti super-ego-nya. Super-ego Mr. William memilih untuk tetap melakukan perburuan liar (poaching). Hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat pada umumnya. Seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan perburuan liar (poaching) merupakan suatu kegiatan ilegal. 

Meskipun Mr. William senang dapat kembali melakukan poaching, namun di satu sisi, ia juga merasa bersalah pada Danny karena telah meninggalkan Danny sendirian dirumah dimalam hari. Hal ini dapat dilihat dari percakapan berikut, “I’m so sorry,” Kata Mr. William. “I should never have done it.” Kalimat tersebut memperlihatkan bahwa Mr. William sangat merasa bersalah pada Danny dan merasa menyesal telah melakukan perburuan liar (poaching) lagi, meskipun rasa penyesalan tersebut hanya bertahan sesaat saja.

Dikatakan bahwa super-ego Mr William memilih untuk terus melakukan perburuan liar (poaching) karena perburuan liar (poaching) berdasarkan situasi di novel tersebut dengan situasi di kehidupan nyata sangat berbeda. Dalam lingkuan masyarakat kita, perburuan liar (poaching) adalah kegiatan ilegal, tetapi nyatanya hal tersebut sangatlah berbeda dengan situasi yang terdapat didalam novel. Berdasarkan situasi yang ada didalam novel, perburuan liar (poaching) adalah hal yang legal dan umum untuk dilakukan, bahkan orang-orang di novel mengatakan bahwa perburuan adalah bagian dari seni.

Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan Mr. William yang terdapat dalam percakapan Chapter 4 di novel ini. Mr. William berkata, “Poaching is an art. A great poacher is a great artist.” Sebagai tambahan, ia juga mengatakan, “Poaching is such a fabulous and exiting sport that once you start doing it, it gets into your blood and you can’t give it up!”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun