Dewasa ini masa depan dihadapkan berbagai perubahan di segala bidang dengan akselerasi yang amat cepat dan disruptif sehingga menuntut disiapkannya sumber daya manusia masa depan yang benar-benar berkualitas. Dalam konteks perguruan tinggi, kompetensi mahasiswa harus disiapkan lebih komprehensif dan multidisiplin dalam upaya menyiapkan lulusan menghadapi perubahan social, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi.
Untuk itu Kebijakan Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan menjadi jawaban untuk mewujudkan pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom, fleksibel, dan berkualitas sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai kebutuhan mahasiswa.
Kampus mengajar adalah bagian dari program MBKM yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Program ini merupakan transformasi dari Program Kampus Mengajar Perintis yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi Sekolah Dasar yang terdampak pandemic dengan memberdayakan para mahasiswa yang berdomisili di sekitar wilayah sekolah untuk membantu para guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah pandemic covid-19.
Kehadiran KMP dan KM 1 telah dirasakan manfaatnya di berbagai Sekolah Dasar di seluruh Indonesia, oleh karenanya Kemendikbudristek dengan dukungan LPDP kembali meluncurkan Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021.
Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021 berfokus pada peninngkatan kemampuan literasi dan numerasi pada pendidikan dasar. Konteks ini semakin kuat mengingat kondisi literasi dan numerasi Indonesia yang masih rendah, seiring upaya peningkatan literasi dan numerasi sebagai salah satu agenda prioritas Nasional. Program Kampus Mengajar membuka ruang bagi mahasiswa untuk bisa mendarmabaktikan kecakapan serta ilmu pengetahuan mereka dalam membantu siswa SD dan SMP tersebut. Program ini juga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan passion, semangat dan keinginan mahasiswa. Selain itu, mahasiswa diharapkan menjadi inspirasi bagi para siswa SD dan SMP untuk memperluas cita-cita serta wawasan mereka. Dalam hal ini secara tidak langsung akan terjadi peningkatan capaian standar pendidikan SD dan SMP, yang semula capaian pendidikan minimal hanya sampai jenjang menengah berubah menjadi jenjang perguruan tinggi.
Dari latar belakang yang sudah tersebut diatas tujuan utama Kemendikburistek melanjutkan program KM 2 ini yaitu meningkatkan literasi dan numerasi pada pendidikan dasar. Tujuan program tersebut sudah Ia jalankan selama 5 bulan di sekolah penempatannya di SD Inpres Haming yang berlokasi di Desa Maubokul, Kec. Pandawai, Kab. Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dimulai pada tanggal 02 Agustus sampai 17 Desember 2021.
Pada saat setelah pembekalan selesai Ia dan teman-teman melakukan survei lokasi sekolah dan hasil yang mereka dapatkan letak sekolah tersebut cukup jauh dari perkotaan, mereka menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dengan kondisi jalan yang belum sepenuhnya beraspal juga kondisi di desa tersebut tidak ada akses listrik dan jaringan. Setelah survei tersebut mereka memutuskan untuk tidak menginap karena selain tidak ada akses listrik dan jaringan juga mess yang ada sudah rusak akibat badai seroja dan belum mendapatkan bantuan perbaikan. Keesokan harinya Ia melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat lalu koordinasi dengan kepala sekolah penempatannya. Pada saat itu koordinasi dilakukan secara daring karena masih dalam kondisi PPKM.
Setelah koordinasi selesai, esok harinya mereka langsung terjun ke lokasi mengajar dan ternyata pada saat itu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dilaksanakan di rumah murid-murid atau disebut BDR (Belajar Dari Rumah) dimana guru yang menyambangi rumah murid-murid karena tidak bisa dilaksanakan via online karena keterbatasan sarana komunikasi atau handphone dan juga tidak adanya akses jaringan dan listrik. Pada saat bertemu murid-murid, Ia tertegun ternyata kelas 5 SD ada yang belum bisa membaca lancar bahkan ada yang masih mengeja saat membaca. Minggu pertama Ia mendapatkan banyak yang belum bisa membaca bahkan itu terjadi di seluruh kelas. Ia pun sadar akan tujuan Kemendikbudristek untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi benar adanya dan sangat perlu ditingkatkan.
Setelah melihat kondisi tersebut, kepala sekolah mengadakan rapat dan membagi mereka ke setiap kelas untuk membantu setiap guru kelas meningkatkan literasi siswa-siswa yang masih sangat rendah. Dan juga mereka membagi jadwal mengajar di setiap kelas, pertemuan dilakukan dua kali dalam seminggu untuk setiap kelasnya dan bertempat di titik-titik BDR yang sudah ditentukan.
Proses mengajar yang Ia lakukan yaitu:
Membaca doa sebelum memulai pelajaran
Menguji huruf untuk mencari tahu sejauh mana pengenalan huruf siswa-siswa di kelasnya. Dan ternyata Ia dapatkan satu orang belum mengenal huruf, sisanya ada yang sudah lancar membaca, ada yang masih mengeja suku kata per suku kata atau kata per kata. Sehingga Ia memutuskan metode belajarnya ialah dengan memberi buku bacaan  kepada yang sudah lancar membaca dan yang masih mengeja kata per kata, lalu memberi kartu kata kepada anak yang masih mengeja per suku kata dan membimbing anak yang belum mengenal huruf dengan kartu huruf yang dibuat oleh guru kelas.
Selanjutnya istirahat sejenak Ia isi dengan menyanyikan lagu-lagu nasional atau lagu anak agar siswa-siwa tidak merasa bosan saat belajar
Lalu belajar numerasi, hal pertama yang Ia lakukan pun sama menguji angka dan tanda matematika. Ternyata banyak yang lebih paham numerasi, akhirnya Ia melanjutkan pembelajaran dengan mengajarkan materi mengenal bilangan, berhitung pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian secara bertahap.
Ditutup dengan bernyanyi lalu berdoa mengakhiri pembelajaran.
Untuk menunjang proses pembelajaran Ia membuat beberapa media pembelajaran seperti: pohon numerasi, ular tangga numerasi, ular tangga literasi, kompas numerasi, kompas literasi, kartu soal yang dimainkan dengan cara melempar dadu, dan papan nilai tempat bilangan. Dan Ia bersyukur media pembelajaran tersebut sangat membantu proses mengajar dan membuat anak-anak betah belajar karena tidak membosankan.
Selain mengajar Ia dan teman-teman juga membantu sekolah dalam bidang tekhnologi. Dimana pada saat itu mereka membantu kepala sekolah menyelesaikan tugas pelatihan kepala sekolah karena kebetulan kepala sekolah mereka masih kurang dalam pengetahuan tekhnologi komputer. Pada saat itu mereka di undang untuk ke rumah beliau, disana mereka membantu menyusun laporan pelatihan dengan baik dan benar, membantu membuatkan power point tentang materi yang akan disampaikan saat presentasi dan membantu membuat konsep vidio presentasi yang akan di upload di akun youtube hingga mengumpulkan semua tugas secara online melalui e-mail yang diberikan.
Selain membantu kepala sekolah mereka juga membantu siswa-siswa kelas 5 SD mempersiapkan diri mengikuti ANBK (Asessment Nasional Berbasis Komputer). Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan November dan mereka hanya mempunyai waktu satu bulan untuk mempersiapkan siswa-siswa kelas 5. Upaya yang mereka lakukan pada saat itu yaitu membawa laptop mereka masing-masing digunakan untuk melatih siswa mengetik, memegang mouse, mengenalkan tombol-tombol yang ada pada keyboard dan lain sebagainya. Mereka masih mengajarkan hal-hal dasar dikarenakan siswa-siswa disana masih belum melek tekhnologi seperti halnya di kota.Â
Saat itu mereka kewalahan karena media yang tersedia tidak mencukupi untuk mengajarkan pada anak-anak dimana batrei laptop mereka pun tidak mampu bertahan lama. Mereka pun berinisiatif untuk mencetak gambar keyboard sebagai media pembantu.Â
Setelah beberapa minggu mereka melatih dan mereka rasa cukup, mereka berinisiatif membuatkan google form yang berisi soal-soal untuk melatih kepahaman siswa dalam mengoperasikan komputer. Mereka hanya bisa memberikan pelatihan sederhana karena terhalang oleh sarana dan prasarana yang tidak memadai di Sekolah tersebut. Dan hasilnya pada saat itu sudah ada yang lancar mengoperasikan dan ada yang masih takut salah mengoperasikannya.Â
Menurutnya satu bulan tidak cukup untuk membiasakan anak-anak untuk lancar mengoperasikan komputer karena jam yang diberikan kepada mereka tidak mencukupi dan juga media yang tersedia terbatas. Media yang tersedia hanya empat buah laptop dengan jumlah murid sebanyak 25 orang membuat mereka pun tidak maksimal dalam membimbing anak-anak kelas 5 mempersiapkan diri untuk mengikuti ANBK.
Banyak hal yang Ia dapatkan ketika mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini. Selain belajar menjadi guru yang pada dasarnya bukan jurusannya tapi sangat menyenangkan dan mengharukan baginya, Ia juga belajar memahami karakter dan sifat setiap anak didiknya, Ia berpendapat bahwa "semua anak itu baik, hanya saja bagaimana cara kita memperlakukan mereka".Â
Ada satu anak sangat nakal di kelas itu, kenakalannya bukan untuk ia jauhi atau ia benci akan tetapi dari situlah ia tertantang bagaimana cara untuk membuat anak ini penurut yaitu dengan cara merangkulnya memberinya perhatian lebih dan sering memberikan ia ruang untuk tampil di depan kelas. Semangat anak-anaklah yang membuat Ia bersemangat berangkat mengajar walau perjalanan yang di tempuh cukup jauh juga berbahaya. Ada rasa dalam hati kecilnya "setiap hari aku harus mengajar karena banyak anak didik yang menunggu kedatanganku disana".
Selain dari anak didik Ia juga mendapatkan pelajaran dan pengalaman bagaimana berkomunikasi dan bergaul yang baik dengan masyarakat, partner mengajar dan juga guru-guru di sekolah tersebut. Ia juga belajar bagaimana hidup di tengah-tengah kaum mayoritas non-muslim, karena selama ini lingkup pergaulannya hanya dengan masyarakat muslim. Mengenal mereka adalah hal terindah jauh dari yang ada dipikirannya, kehadiran Ia sangat diterima, Ia disayang dan di perhatikan oleh mereka. Bahkan pada saat itu  Ia tidak hanya mengenal kelima temen Kampus Mengajar 2 saja, Ia bahkan mengenal banyak teman baru dari mereka. Menurut dia, ini adalah hal positif karena dulunya Ia adalah orang yang susah bergaul dan takut memulai pembicaraan kepada orang baru.
Selain itu Ia juga belajar culture budaya yg ada disana. Pada suatu hari Ia di undang untuk menghadiri acara penguburan ayahanda dari salah satu teman yang baru Ia kenal. Adat daerah setempat dalam acara penguburan harus menggunakan kain tenun adat, hal itu adalah kali pertama Ia menghadiri penguburan dan memakai kain tenun adat, disana pun Ia belajar budaya baru lagi dimana jika di jamukan sirih pinang maka wajib untuk mengambilnya walaupun tidak di makan, karena menolak perjamuan adalah hal yang dilarang, karena hal itu sangat menyakiti hati orang yang memberi.
"Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,
dimanapun kamu berada adab sopan santun yang utama"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H