Setelah beberapa minggu mereka melatih dan mereka rasa cukup, mereka berinisiatif membuatkan google form yang berisi soal-soal untuk melatih kepahaman siswa dalam mengoperasikan komputer. Mereka hanya bisa memberikan pelatihan sederhana karena terhalang oleh sarana dan prasarana yang tidak memadai di Sekolah tersebut. Dan hasilnya pada saat itu sudah ada yang lancar mengoperasikan dan ada yang masih takut salah mengoperasikannya.Â
Menurutnya satu bulan tidak cukup untuk membiasakan anak-anak untuk lancar mengoperasikan komputer karena jam yang diberikan kepada mereka tidak mencukupi dan juga media yang tersedia terbatas. Media yang tersedia hanya empat buah laptop dengan jumlah murid sebanyak 25 orang membuat mereka pun tidak maksimal dalam membimbing anak-anak kelas 5 mempersiapkan diri untuk mengikuti ANBK.
Banyak hal yang Ia dapatkan ketika mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini. Selain belajar menjadi guru yang pada dasarnya bukan jurusannya tapi sangat menyenangkan dan mengharukan baginya, Ia juga belajar memahami karakter dan sifat setiap anak didiknya, Ia berpendapat bahwa "semua anak itu baik, hanya saja bagaimana cara kita memperlakukan mereka".Â
Ada satu anak sangat nakal di kelas itu, kenakalannya bukan untuk ia jauhi atau ia benci akan tetapi dari situlah ia tertantang bagaimana cara untuk membuat anak ini penurut yaitu dengan cara merangkulnya memberinya perhatian lebih dan sering memberikan ia ruang untuk tampil di depan kelas. Semangat anak-anaklah yang membuat Ia bersemangat berangkat mengajar walau perjalanan yang di tempuh cukup jauh juga berbahaya. Ada rasa dalam hati kecilnya "setiap hari aku harus mengajar karena banyak anak didik yang menunggu kedatanganku disana".
Selain dari anak didik Ia juga mendapatkan pelajaran dan pengalaman bagaimana berkomunikasi dan bergaul yang baik dengan masyarakat, partner mengajar dan juga guru-guru di sekolah tersebut. Ia juga belajar bagaimana hidup di tengah-tengah kaum mayoritas non-muslim, karena selama ini lingkup pergaulannya hanya dengan masyarakat muslim. Mengenal mereka adalah hal terindah jauh dari yang ada dipikirannya, kehadiran Ia sangat diterima, Ia disayang dan di perhatikan oleh mereka. Bahkan pada saat itu  Ia tidak hanya mengenal kelima temen Kampus Mengajar 2 saja, Ia bahkan mengenal banyak teman baru dari mereka. Menurut dia, ini adalah hal positif karena dulunya Ia adalah orang yang susah bergaul dan takut memulai pembicaraan kepada orang baru.
Selain itu Ia juga belajar culture budaya yg ada disana. Pada suatu hari Ia di undang untuk menghadiri acara penguburan ayahanda dari salah satu teman yang baru Ia kenal. Adat daerah setempat dalam acara penguburan harus menggunakan kain tenun adat, hal itu adalah kali pertama Ia menghadiri penguburan dan memakai kain tenun adat, disana pun Ia belajar budaya baru lagi dimana jika di jamukan sirih pinang maka wajib untuk mengambilnya walaupun tidak di makan, karena menolak perjamuan adalah hal yang dilarang, karena hal itu sangat menyakiti hati orang yang memberi.
"Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,
dimanapun kamu berada adab sopan santun yang utama"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H