Stunting merupakan kondisi berupa masalah gizi kronis yang ditandai dengan ketidaksesuaian tinggi badan anak dengan usianya. Penyakit ini disebabkan oleh malnutrisi dalam jangka waktu yang panjang, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan. Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, namun juga pada perkembangan kognitif dan produktivitas mereka di masa mendatang. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2021, prevalensi stunting di Indonesia tercatat sekitar 24,4%. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, prevalensi tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting sejak dini sangat penting, khususnya di lingkungan sekolah dasar yang merupakan fase penting dalam pertumbuhan anak.
Faktor lain yang berhubungan erat dalam pencegahan stunting yakni dengan upaya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku ini dapat membantu mencegah terjadinya anemia yakni kondisi yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dan stunting melalui berbagai praktik yang mendukung kesehatan secara menyeluruh. Kebiasaan seperti mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga kebersihan lingkungan mampu mengurangi risiko infeksi yang dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan memperburuk anemia. Selain itu, pola makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur, yang termasuk dalam PHBS, mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal, mengurangi risiko stunting.
Seiring dengan meningkatnya kasus stunting, penting untuk memahami dan melakukan tindakan preventif terhadap penyakit ini melalui "Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Skrining Anemia, dan Penentuan Nilai Z-Score untuk Mencegah Stunting pada Siswa di SDN 2 Bangetayu Wetan, Kota Semarang" pada tanggal 30 Agustus 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi angka stunting dengan cara memeriksa berat dan tinggi badan untuk menentukan nilai Z-Score, memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting melalui PHBS, serta melakukan skrining anemia dengan mengukur kadar hemoglobin. Edukasi dan pemeriksaan ini ditujukan untuk siswa di SDN 2 Bangetayu Wetan, Kota Semarang. Kegiatan ini dipimpin oleh Devi Etivia Purlinda, S.ST., M.Si selaku Ketua Pengabdi maupun Dosen di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Semarang, dan dibantu oleh beberapa tim Dosen dan 7 mahasiswa Prodi Diploma Tiga Jurusan Analis Kesehatan. Acara ini melibatkan sejumlah 41 siswa SDN 2 Bangetayu Wetan Kota Semarang yang berusia 11-13 tahun. Untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan siswa mengenai stunting dan pencegahannya, diberikan pre-test sebelum edukasi dan post-test setelah edukasi.
Sebelum memulai kegiatan, acara dibuka oleh Tim Dosen, diikuti dengan pre-test dan dibagikan buku saku serta poster tentang pencegahan stunting. Selanjutnya, materi edukasi disampaikan melalui ceramah dan diskusi, yang mencakup penjelasan tentang stunting, dampaknya, serta langkah-langkah pencegahan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Setelah materi selesai dipaparkan, dilakukan pemantauan kesehatan, termasuk pengukuran Indeks Massa Tubuh (berat dan tinggi badan) serta pengukuran kadar hemoglobin untuk skrining anemia. Kegiatan diakhiri dengan post-test.
Kegiatan berlangsung dengan lancar dan seluruh peserta menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang acara. Evaluasi hasil pre-test dan post-test yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai stunting. Dengan memahami pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam upaya pencegahan stunting, diharapkan dapat mengurangi tingginya angka stunting yang di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H