Bali memiliki sejumlah desa adat yang telah dibuka sebagai tempat wisata, Biasanya beberapa desa adat menawarkan wisata sejarah, wisata religi, dan wisata budaya bagi wisatawan, tergantung dari ciri khas yang menonjol dari masing-masing desa. Nah, baru-baru ini warga Desa Adat Kemenuh di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar mengubah kawasan sekitarnya menjadi wisata alam yang menarik.
Pulau
Desa Adat Kemenuh
Anda bisa menuju Desa Adat Kemenuh dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan dari Denpasar dan sekitar 30 menit jika berangkat dari pusat kota Gianyar. Dikelilingi oleh beberapa tempat wisata terkenal seperti Air Terjun Tegenungan, Goa Gajah, dan Taman Kupu-Kupu Kemenuh, tempat indah ini menawarkan air sungai yang segar, jernih, dan hutan yang rindang. Ya, di Desa Adat Kemenuh, Anda bisa mengunjungi Sungai Petanu. Aliran air Sungai Petanu ini berasal dari Tampak Siring dan selanjutnya mengalir ke Air Terjun Tegenungan.
Karena aliran airnya tidak terlalu deras, Anda bisa berenang dan bermain air tanpa takut terbawa arus. Ada juga bilik untuk berganti pakaian dan pancuran khusus untuk membilas tubuh setelah mandi di sungai. Lingkungan yang masih alami benar-benar menghadirkan suasana yang tenang, baik bagi jiwa maupun raga. Tidak ada deru mesin kendaraan. Yang terdengar hanya kicauan burung yang merdu dan gesekan dedaunan di pepohonan.
Tak hanya sungai, hutan di Desa Adat Kemenuh juga terkenal dengan keberadaan kera ekor panjang. Setelah bermain air, cobalah berjalan beberapa meter ke hutan untuk melihat kera. Biasanya primata ini akan keluar sarang pada pagi dan sore hari.
Ada cara khusus untuk memanggil kera, yaitu dengan memukul kentongan (balok kayu) yang tergantung di batang pohon. Bunyi kentongan itu seperti tanda makanan sudah siap. Tapi, karena masih tergolong liar, monyet-monyet ini sedikit sensitif terhadap kedatangan manusia. Jadi harus hati-hati dan jaga jarak. Jangan lupa beri mereka pisang untuk berteman dengan mereka.
Sebelum menuju Desa Adat Kemenuh, Anda bisa membeli pisang dan kacang untuk makan siang Anda. Selain itu, pisang dan kacang dapat bermanfaat untuk berinteraksi dengan kera di sekitar desa adat ini.Â
Sebelum memasuki desa, sebaiknya siapkan makanan dan minuman sendiri, karena tidak ada warung di sekitar. Selain itu, hindari penggunaan perhiasan yang berlebihan dan membawa terlalu banyak barang bawaan dan tas yang memiliki banyak tali pengikat. Karena hal ini bisa menjadi pemicu kera untuk menariknya dari Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H