Ungkapan bahwa wanita merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya, pasti bukan hal asing di telinga kita. Sesuatu yang terdengar istimewa, tetapi memiliki tanggung jawab yang luar biasa.
Sebagai seorang wanita, kita memiliki peran yang mulia. Terutama dalam Islam, peran wanita sering kali disebut sebagai tombak peradaban. Karena dengannya, anak-anak akan dibentuk sebagaimana pemahaman sang ibu. Mereka yang kita didik merupakan pewaris peradaban yang akan datang. Maka sangat wajar jika kita sebagai seorang wanita harus mempunyai ilmu yang mumpuni. Agar kelak bisa mendidik anak-anak kita dengan baik.
Saya ingin sedikit bercerita, tentang seorang ibu dengan anaknya yang saya lihat beberapa waktu yang lalu. Anak itu masih sangat kecil, mungkin belum genap dua tahun. Gerakannya sangat lincah, sang ibu pun terlihat kewalahan. Namun, saya tidak melihat nada kesal dari setiap ucapan Ibu itu kepada anaknya. Bahkan beliau sangat sabar untuk mengajak sang anak membaca beberapa surat pendek dalam Al-Qur'an. Meskipun sang anak hanya bisa membaca bagian akhir ayatnya saja.
Ketika melihat Ibu tersebut, saya sebagai seorang wanita merasa kagum dan insecure secara bersamaan. Kagum karena beliau bisa sesabar itu dan berusaha mendidik anaknya dengan baik. Namun, saya juga merasa tidak percaya diri karena di usia yang sudah menginjak kepada dua ini, ilmu saya masih sangat minim.
Loh, memang apa hubungan antara mendidik anak dengan ilmu? Kamu juga pasti tahu, jka kita ingin mendidik anak kita dengan baik, tentu saja kita harus punya ilmunya dulu. Biar tidak keliru atau malah mengajarkan hal yang tidak benar. Sebab tidak sedikit wanita yang sudah memiliki anak, tetapi tidak bisa memahami anaknya sendiri atau memberikan contoh yang tidak baik karena tidak punya ilmunya.
Sabar itu ada ilmunya. Bicara dengan anak ada ilmunya. Mengajarkan sesuatu pun ada ilmunya. Bahkan kita pun harus punya ilmunya untuk memilah mana yang baik untuk anak, mana yang tidak.
Maka dari itu, ketika kita punya keinginan untuk menikah dan memiliki anak, kita harus punya ilmunya dulu. Agar ketika waktunya kita tidak kaget dan salah dalam bertindak.
Bukankah dalam Islam pun kita diajarkan untuk terus menuntut ilmu? Sebab itu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim. Jika kita memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang kita tidak memiliki ilmunya, kemungkinan besar kita akan keliru. Bahkan kita akan kesusahan sendiri.
Maka para wanita, jangan pernah lelah untuk belajar. Karena masa depan ada di tanganmu. Jika kita tidak belajar, kita akan mendidik anak kita dengan apa? Kamu pastinya tidak ingin ada penyesalan nantinya, bukan?
Hidup ini bukan seperti cerita dongeng, ketika sudah menikah maka kamu akan hidup bahagia selamanya. Maka jangan ingin menikahnya saja, tetapi tidak ingin belajarnya, malas-malasan mencari ilmunya. Sebab menyelesaikan masalah pun harus punya ilmunya. Yuk, semangat, wahai muslimah.