Menstruasi atau datang bulan merupakan tamu yang selalu datang bagi wanita normal yang telah mengalami pubertas. Siklus tersebut biasanya terjadi setiap 28 hari sekali dan sekitar 3-5 hari lamanya meskipun kadang ada wanita yang memiliki siklus menstuari panjang maupun pendek.
Menstruasi ini merupakan permasalahan pokok bagi wanita dimana wanita sering mengalami keluhan-keluhan baik sebelum menstruasi ataupun saat terjadinya menstruasi. Biasanya wanita mengalami nyeri haid di daerah perut dan pinggul, terjadi peningkatan emosional yakni, sering mudah marah, mudah sedih bahkan menangis.
Untuk menjaga kebersihan serta kesehatan mereka saat menstruasi, hampir seluruh wanita Indonesia memakai pembalut berbahan kapas. Namun, baru-baru ini ada sebuah penelitian dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan bahwa ada sembilan merek pembalut dan tujuh pantyliner di Indonesia yang mengandung zat berbahaya, salah satunya klorin. Zat tersebut dapat mengancam kesehatan tubuh penggunanya.
"Ada sembilan merek pembalut dan tujuh pantyliner yang mengandung klorin yang bersifat racun," ujar peneliti dari YLKI, Arum Dinta, dalam jumpa pers di Jakarta (sumber : CNN Indonesia)
Zat klorin memang sangat berbahaya bagi tubuh, apalagi jika digunakan sebagai pembalut. Klorin dapat berbahaya bagi kesehatan produksi. Selain keputihan, gatal-gatal, dan iritasi, klorin juga dapat menyebabkan kanker.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, berkata, "Klorin itu terdapat dalam dioksin yang bersifat karsinogenik. Menurut WHO, ada 52 juta berisiko terkena kanker serviks, salah satunya dipicu oleh zat-zat dalam pembalut." Untuk menghindari bahaya tersebut, Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, menyarankan agar masyarakat mulai kembali menggunakan pembalut kain. (sumber : CNN Indonesia)
Pembalut kain sebenarnya adalah pembalut wanita yang digunakan pada masa lampau saat Zaman Kerajaan. Bentuknya masih berupa kain yang diikatkan seperti popok bayi. Popularitasnya sempat hilang karena munculnya pembalut sekali pakai. http://www.kawankumagz.com
Melihat pernyataan Tulus tersebut, demi menjaga kesehatan alangkah baiknya jika kita mulai memutar haluan untuk mengganti penggunaan pembalut kapas menjadi pembalut kain. Meskpiun terlihat kurang praktis, tapi kita akan lebih diuntungkan dan merasa aman jika memakai pembalut kain. Diantaranya,
Lebih ekonomis karena pembalut kain dapat digunakan berulang-ulang asalkan sudah dicuci bersih terlebih dahulu dengan air dan deterjen pembersih kuman. Ramah lingkungan karena tidak menyebabkan pencemaran karena salah satu pencemar tertinggi di Indonesia adalah pembalut. Keamanan jangka panjang seperti yang dikatakan Tulus dalam kutipan CNN Indonesia. Serta akan mengurangi dampak iritasi karena ternyata iritasi justru banyak ditemukan dalam penggunaan pembalut kapas.
Jika kita takut tembus karena darah yang sangat banyak, maka kita bisa menggunakan pembalut double dan pasti tidak akan menimbulkan iritasi jika kita rajin untuk mencuci bersih pembalut tersebut. Sebagai wanita yang bijaksana, kita tentunya bisa memilah mana yang baik bagi kesehatan kita. Lebih baik kembali ke masa lampau demi kesehatan ketimbang memilih praktis tetapi berbahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H