Mohon tunggu...
Nature

Mengenal Biota Laut, Fitoplankton, Si Kecil Sumber Kehidupan

18 Desember 2018   03:08 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:48 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah anda tentang organisme penghasil oksigen terbesar di Bumi?

Kalau jawabannya tanaman, kurang tepat yaa.

Dia adalah fitoplankton.

Sekitar 50% oksigen yang ada di Bumi dihasilkan oleh fitoplankton yang hidup di lautan. Setiap harinya, lebih dari 100 juta ton karbon dioksida (CO2) di atmosfer diambil dan digunakan oleh milyaran "tanaman" laut mikroskopis yang disebut fitoplankton. CO2 tersebut bersama dengan air (H2O) akan dikonversikan oleh klorofil dengan adanya energi cahaya matahari, menjadi oksigen (O2) dan karbon organik melalui proses fotosintesis.

Fitoplankton merupakan sebutan non-taksa untuk mikroorganisme yang hidup bebas di perairan dan melakukan fotosintesis untuk mendapatkan energi. Mikroorganisme ini biasa ditemukan pada zona epipelagik lautan Morfologi atau bentuk tubuh dari fitoplankton sangat beragam. Fitoplankton dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan morfologinya, yaitu cyanobacteria, diatom, dinoflagellata, green algae dan cocolithopore.

Kelompok mikroorganisme ini memiliki tubuh yang sangat kecil, pipih, ringan dan terkadang memiliki flagel sebagai bentuk adaptasi terhadap flotation, perlindungan dari predator dan pergerakan air.

[Sumber: Figueroa & Garcs 2010: 1]
[Sumber: Figueroa & Garcs 2010: 1]
Salah satu jenis fitoplankton, Dinoflagellata umumnya memiliki siklus hidup yang terdiri dari empat fase, yaitu fase pertumbuhan (mitotic dan aseksual), fase seksual (meiotic), quiescence (fase immobile seksual/aseksual yang disebut cyst) dan senescence (death phase). Sebagian besar spesies yang dikelompokkan ke dalam dinoflagellata memiliki siklus hidup haplodiplontik.

Pemanasan global yang terjadi belakangan ini, membuat suhu rata-rata permukaan Bumi telah meningkat hingga 0.6--0.9 C selama seratus tahun terakhir. Menurut observasi yang dilakukan oleh para peneliti menggunakan Sea-viewing Wide Field-of-View Sensor (SeaWiFS), produktivitas fitoplankton mengalami penurunan sebab meningkatnya suhu permukaan air akan menghambat siklus pertukaran nutrien yang terjadi secara vertikal di dalam laut. Selain itu, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer diketahui menjadi penyebab menurunnya kelimpahan dari beberapa populasi fitoplankton.

DAFTAR REFERENSI:

Bopp, L., O. Aumont, P. Cadule, S. Alvain & M. Gehlen. 2005. Response of diatoms distribution to global warming and potential implications: A global model study. Geophysical Research Letters 32: 1---4.

Figueroa, R. I. & E. Garcs. 2010. Dinoflagellate Life Cycles, diakses pada 17 Desember 2018 pk. 19.35 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun