Halo balik lagi, kali ini ada topik yang menggelitik saya. Gue sendiri lupa siapa yang pernah ngomong sama gue, tapi udah sepuh gitu. Tipe bapak-bapak atau sudah om-om gitu.
Dia pernah bilang, cowok itu sebenarnya kalau cari pasangan itu yang simpel kok.
Cari tipe 'liabilitas' atau 'investasi'.
Nah, liabilitas itu jika dibahasakan dalam suatu nilai barang semakin hari semakin menurun nilainya lah, contohnya seperti penampilan fisik, materi, dsb.
Sedangkan investasi ya berbanding terbalik dong, jelas semakin hari semakin bersifat menguntungkan, bikin cuan lah istilahnya.
Dia bilang gini:
"Laki-laki kalau mau sukses ya cari perempuan yang bisa di investasi, bukan cuma liabilitas doang. Masalahnya, liabilitas itu banyak, sedangkan investasi itu tidak banyak!"
"Yah, syukur-syukur bukan investasi bodong kayak merek yang kemarin booming Bi**mo hehehe."
Perempuan sendiri kualitasnya ya tinggal diri sendiri aja yang atur. Mau jadi perempuan yang bisa berdiri sendiri dan membantu sukses pasangan (which is a good investment material) atau jadi perempuan yang nurut aja sama pasangan tapi tidak membantu perkembangan apa-apa dari pasangan (liabilitas lancar).
Ada juga yang tipe cuma nuntut maju aja tapi ga bisa kasih support (investasi bodong) dan ada juga yang tipe materialistis (liabilitas tidak lancar).
Awalnya gue ga suka banget sama analogi bapak ini. Ini membuat jiwa feminisme gue bergetar wkwk. Tapi ada benarnya juga, make sense.
Jadi, ya sudahlah. Gue telen analoginya, karena emang sekarang gue sendiri juga investor retail di pasar modal, masa iya gue mau dapat pasangan yang logikanya bukan "investor mindset"? Ya jelas engga dong.
Gue juga maunya sama-sama dapat yang mindsetnya sama, searah seiya sekata, menjadikan hubungan berpasangan itu bagai investasi dan bukan liabilitas jangka panjang (capek lho!).