inilah sajakku, sayang… sajak seseorang yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? (rememory – Efvhan Fajrullah)
: KAN KUTULIS HARI-HARIKU
Hingga tubuh meranggas dan kering.
Lembar-lembar kosong itu tetap menganga lapar.
Lagi kutulis catatan yang tak juga sudah.
Jemari pun renta lemas dan terkapar.
Entah berapa buku telah kutulis.
Entah berapa lagi harus kutulis.Baiklah, berikan buku-buku yang kau sediakan.
Kunyalakan bara api di jemari, di tangan, di sekujur tubuh.
Kujadikan tinta segala darah, lelah dan airmata ini.
Hingga kau puas.
Meraih tanganku masuk rumahmu.
Di akhir senyum kausodorkan air penebus. (ang jasman)
-- angjasman.blogspot.com --