Agustus bisa dibilang sangat istimewa bagi saya. Selain merupakan bulan kelahiran, di bulan ini juga untuk pertama kalinya saya terjun di komunitas sebagai relawan. Tepatnya pada Agustus 2018, terhitung lima tahun yang lalu.
Ya, tahun 2023 ini saya merayakan lima tahun kiprah saya menjadi relawan. Kenapa saya begitu bangga, padahal ini pekerjaan sukarela?
Memang, tidak sedikit orang, bahkan orang terdekat saya, yang bilang pekerjaan kerelawanan hanya membuang waktu dan tenaga. Kok mau-maunya sudah memeras pikiran dan tenaga tapi nggak dibayar dengan uang.
Saya malah berpikir sebaliknya. Fokus saya bukan sekadar mendapatkan uang atau tidak dari pekerjaan ini, tetapi saya ingin mengembangkan diri dalam berbagai aspek dan yang paling penting adalah saya menjadi lebih mengenal diri saya sendiri.
Lalu, Â apa saja yang saya dapatkan sepanjang lima tahun menjadi relawan dan kenapa saya merasa sangat bangga?
Mengenali Tiga Kekurangan Terbesar
Sebagai manusia, tidak bisa dipungkiri saya memiliki banyak kekurangan. Akan tetapi, ketika pertama kalinya bergabung di komunitas menjadi relawan, saya menyadari tiga kekurangan terbesar saya.
Pertama, saya merasa takut berkenalan dan bersosialisasi dengan orang baru. Kedua, saya kurang lancar dalam berkomunikasi secara verbal. Ketiga, saya memiliki citra diri yang buruk.
Saya bertanya-tanya, apabila saya serius untuk terjun di komunitas dan menjadi relawan, apakah masih relevan untuk mempertahankan kekurangan-kekurangan tersebut? Jawabannya, tentu saja, tidak.
Butuh waktu yang sangat lama untuk bisa sedikit demi sedikit dapat mengatasinya, bahkan sampai sekarang saya masih memperjuangkannya.
Belajar Mengelola Insecure
Saya adalah orang yang tidak percaya insecure bisa dihilangkan. Berada di lingkungan baru selalu saja membuat saya merasa insecure karena berbagai alasan, apalagi jika memasuki komunitas baru yang ikatan 'circle' anggota di dalamnya sangat kuat dan memiliki background yang berbeda dengan saya.