Mohon tunggu...
Devaya Eurel
Devaya Eurel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hi, everyone!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Seputar Blotter Test: Metode Identifikasi Cendawan di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya

30 September 2023   23:48 Diperbarui: 30 September 2023   23:57 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Orzali dkk (2017)

(Surabaya, 30/9/23)

Perlindungan terhadap pertanian sangat diperlukan demi keberlanjutan sektor pertanian. Salah satu upaya untuk melindungi pertanian  adalah dengan melakukan pencegahan terhadap penyebaran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya merupakan salah satu lembaga yang bergerak melakukan perlindungan pertanian yaitu mencegah Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada suatu media pembawa. Pencegahan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya ini terdapat berbagai cara, salah satunya adalah uji laboratorium blotter test. Melalui program magang MBKM - ISS yang diadakan oleh UPN "Veteran" Jawa Timur ini saya berkesempatan untuk magang di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya dan mempelajari bagaimana blotter test dilakukan.

Apa itu uji Blotter Test?

Blotter test merupakan salah satu pengujian untuk mendeteksi adanya cendawan. Blotter test juga sering disebut dengan metode uji kertas saring karena dalam pengujian ini menggunakan kertas saring atau yang juga disebut kertas whatman. Secara singkatnya, blotter test merupakan metode uji dengan prinsip mengisolasi dan menumbuhkan cendawan pada kertas saring. Blotter test ini biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya cendawan pada media berupa benih.

Blotter test merupakan metode pengujian yang cukup praktis, proses kerjanya yaitu dengan menginkubasi benih pada cawan petri yang telah dilapisi kertas saring lembab. Proses inkubasi ini umumnya dilakukan selama satu minggu, kemudian benih yang diinkubasi diamati dengan menggunakan mikroskop untuk mendeteksi dan mengidentifikasi apakah dalam benih tersebut terdapat cendawan atau tidak. Meskipun terlihat mudah namun pengerjaan blotter test juga perlu ketelitian, khususnya mengenai kelembaban kertas saring. Kertas saring tidak boleh terlalu basah karena nantinya akan menumbuhkan bakteri semasa inkubasi. Selain itu, proses proses pengerjaan blotter test harus dilakukan di lingkungan yang steril yaitu didalam Laminar Air FLow (LAF) dan selama pengerjaannya cawan petri harus dekat dengan api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun