Mohon tunggu...
DEVA SEPTANA
DEVA SEPTANA Mohon Tunggu... Penulis - WRITER

Kompas In Aja!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengapa Kita Melupakan Sesuatu? Sebuah Penjelasan Ilmiah

8 Januari 2025   08:49 Diperbarui: 8 Januari 2025   08:49 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lupa adalah fenomena yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kamu pernah masuk ke sebuah ruangan dan tiba-tiba lupa alasan mengapa kamu ke sana, atau saat seseorang menyapamu di jalan, kamu tidak dapat mengingat namanya. Pertanyaannya adalah, mengapa kita sering melupakan sesuatu? Apakah ini tanda kelemahan memori, atau justru ada manfaat tersembunyi di baliknya?

Apa Itu Lupa?
Lupa adalah proses alami yang terjadi ketika otak kita tidak dapat mengakses informasi tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa lupa bukan hanya kelemahan, tetapi juga alat yang digunakan oleh otak untuk bekerja lebih efisien. Hermann Ebbinghaus, seorang psikolog Jerman pada abad ke-19, menjadi salah satu pelopor dalam studi tentang lupa. Ia mengembangkan konsep "kurva lupa" yang menunjukkan bahwa sebagian besar informasi baru cenderung dilupakan dengan cepat setelah dipelajari, meskipun tingkat pelupaannya melambat seiring waktu.

Ebbinghaus menemukan bahwa ingatan cenderung memudar jika tidak diperkuat, dan temuan ini telah dikonfirmasi oleh penelitian-penelitian modern di bidang ilmu saraf. Namun, bukan berarti semua lupa adalah hal yang buruk.

Mengapa Kita Melupakan?
Melupakan memiliki alasan evolusioner. Otak manusia dirancang untuk menyaring informasi agar hanya menyimpan yang paling relevan dan penting. Jika kita mengingat semua detail dari setiap pengalaman, otak kita akan kewalahan. Dalam hal ini, lupa adalah cara otak mengelola memori.

Penelitian pemenang Nobel Eric Kandel menunjukkan bahwa memori terbentuk melalui penguatan koneksi antara neuron di otak. Ketika kita memperhatikan sesuatu, koneksi ini diperkuat, memungkinkan kita mengingat informasi tersebut. Sebaliknya, detail yang tidak penting sering kali diabaikan atau dilupakan.

Apa Manfaat Melupakan?
Melupakan informasi lama memungkinkan otak kita untuk beradaptasi dengan informasi baru. Misalnya, jika kamu biasanya menggunakan rute tertentu untuk pergi bekerja, kamu memiliki ingatan kuat tentang rute tersebut. Namun, jika suatu hari rute itu ditutup, otakmu perlu memperbarui informasi dan mengingat rute baru.

Kemampuan untuk melupakan memori lama juga berguna dalam mengatasi trauma. Gangguan stres pascatrauma (PTSD) terjadi ketika seseorang tidak dapat melupakan pengalaman traumatis, yang menyebabkan kenangan tersebut terus muncul dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Dalam konteks evolusi, melupakan memori lama bisa menjadi mekanisme bertahan hidup.

Bagaimana Kita Melupakan?
Kadang-kadang, lupa tidak berarti informasi itu hilang selamanya, melainkan hanya sulit diakses. Penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa ingatan yang terlupakan dapat diaktifkan kembali dengan memperkuat koneksi antar-neuron.

Studi ini melibatkan teknik stimulasi optogenetik, di mana peneliti mengaktifkan koneksi saraf tertentu menggunakan cahaya. Hasilnya, ingatan yang seolah-olah hilang dapat dipulihkan. Temuan ini relevan dalam memahami fenomena "ujung lidah" pada manusia, di mana seseorang merasa tahu sesuatu tetapi tidak bisa mengingatnya saat itu juga.

Mengapa Lupa Terjadi Lebih Sering Seiring Usia?
Fenomena "ujung lidah" menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh melemahnya koneksi antar-memori atau karena otak harus menyaring lebih banyak informasi yang telah dikumpulkan selama hidup.

Meski begitu, fenomena ini menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak hilang, melainkan hanya tidak dapat diakses pada saat tertentu. Dengan mengulang-ulang informasi, kita dapat memperkuat kembali koneksi memori dan mengingatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun