Di tengah dinamika dunia kerja yang terus berkembang, kontrak tanpa jam tetap atau yang lebih dikenal sebagai zero-hours contract kini menjadi topik perdebatan panas. Seiring dengan berkembangnya industri yang membutuhkan fleksibilitas tinggi dalam pengaturan jam kerja, kontrak semacam ini sering dianggap sebagai solusi.Â
Namun, tak sedikit pula yang memandangnya sebagai bentuk eksploitasi terhadap pekerja. Perdebatan ini mendorong pemerintah untuk mengambil langkah memperjelas regulasi terkait kontrak tanpa jam tetap guna memastikan keadilan bagi para pekerja dan perusahaan.
Pengertian Zero-Hours Contract
Zero-hours contract adalah jenis kontrak kerja di mana pekerja tidak dijanjikan jam kerja yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Artinya, perusahaan tidak wajib menyediakan jumlah jam kerja tertentu kepada pekerja, dan pekerja dapat dipanggil kapan saja sesuai kebutuhan perusahaan.Â
Dalam banyak kasus, pekerja hanya dibayar berdasarkan jumlah jam kerja yang mereka jalani. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk mengatur kebutuhan tenaga kerja mereka secara dinamis, terutama dalam industri yang fluktuatif seperti ritel, restoran, dan sektor jasa lainnya.
Fleksibilitas Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan, kontrak tanpa jam tetap dianggap sebagai solusi untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Misalnya, dalam industri ritel yang sering kali mengalami lonjakan permintaan pada waktu-waktu tertentu seperti akhir pekan atau musim liburan, perusahaan dapat menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja sesuai kondisi lapangan.Â
Dengan menggunakan tenaga kerja yang fleksibel, mereka tidak perlu menanggung biaya upah untuk jam kerja yang mungkin tidak dibutuhkan.
Menurut analisis dari lembaga ekonomi internasional, fleksibilitas ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis di sektor-sektor yang berisiko tinggi. "Zero-hours contract memungkinkan perusahaan untuk lebih lincah dalam merespons perubahan pasar.Â
Mereka dapat mengurangi beban biaya operasional di saat permintaan menurun dan meningkatkan tenaga kerja dengan cepat saat permintaan naik," kata John Smith, analis tenaga kerja global.
Keuntungan Bagi Pekerja: Sebuah Pilihan Atau Kebutuhan?
Di sisi lain, bagi sebagian pekerja, kontrak tanpa jam tetap dianggap menawarkan fleksibilitas yang memudahkan mereka untuk mengatur waktu kerja sesuai kebutuhan pribadi. Kelompok ini umumnya terdiri dari pekerja yang membutuhkan fleksibilitas karena alasan tertentu, seperti mahasiswa yang bekerja sambilan, ibu rumah tangga, atau individu yang menjalani pekerjaan paruh waktu.
Rika, seorang mahasiswi di Jakarta yang bekerja dengan kontrak fleksibel, mengaku bahwa sistem ini membantunya membagi waktu antara belajar dan bekerja. "Dengan kontrak ini, saya bisa menyesuaikan jadwal kerja dengan kegiatan kuliah. Kalau ada waktu luang, saya bekerja lebih banyak, tapi saat sedang sibuk dengan tugas atau ujian, saya bisa bekerja lebih sedikit," ungkapnya.
Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua pekerja yang menjalani zero-hours contract memiliki kemewahan untuk memilih waktu kerja mereka. Dalam banyak kasus, pekerja harus selalu siap untuk dipanggil kapan saja, tanpa kepastian berapa jam kerja yang akan mereka dapatkan setiap minggunya. Hal ini yang menimbulkan kekhawatiran akan ketidakstabilan pendapatan dan jaminan pekerjaan.