Mohon tunggu...
DEVA SEPTANA
DEVA SEPTANA Mohon Tunggu... Penulis - WRITER

HR Practitioner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

AI yang Mendorong Kolaborasi dan Inklusifitas

16 April 2024   08:51 Diperbarui: 16 April 2024   09:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Konferensi video dengan Zoom membantu banyak perusahaan seperti Anda menyelesaikan berbagai hal selama masa tergelap pandemi ini. Empat tahun kemudian, salah satu stage kolaborasi virtual terbaru yang memasuki pasar adalah Zoom Working environment, yang menggunakan computer based intelligence serta aplikasi interior dan eksternal untuk meningkatkan kerja tim. 

Menurut Jordan Zaslav, head working official di perusahaan perangkat lunak komunikasi inside Axios HQ, beberapa karyawan masih curiga terhadap penggunaan alat bertenaga simulated intelligence dalam tugas sehari-hari mereka. Misalnya, jika pekerja mengetahui bahwa fitur simulated intelligence Zoom Labor force mengawasi apa yang mereka katakan dalam rapat, ada potensi reaksi balik. Dalam back and forth discussion email, Zaslav membahas cara mengatasi hambatan, bagaimana alat dan information yang didukung computer based intelligence dapat dimanfaatkan untuk membuat tugas pekerjaan rutin menjadi lebih cepat dan mudah, dan banyak lagi. 

Apakah Anda yakin pengumuman Zoom Work environment merupakan indikasi pergerakan yang lebih luas menuju kolaborasi dan komunikasi di dunia kerja dengan alat yang didukung artificial intelligence? Kami telah mengamati pergerakan menuju kolaborasi dan komunikasi yang didukung man-made intelligence selama beberapa waktu terakhir. Organisasi seperti Zoom memperluas perangkat yang dapat digunakan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas dengan man-made intelligence. 

Langkah berikutnya adalah mencapai titik di mana hal ini dapat memberikan dampak bagi setiap karyawan dan bisnis dalam skala yang lebih luas. Ada potensi yang hampir tak terbatas mengenai bagaimana artificial intelligence dapat memajukan kolaborasi di tempat kerja. Yang membuat saya penasaran adalah bagaimana para pemimpin memilih untuk memasukkan alat yang diberdayakan artificial intelligence ini ke dalam alur kerja dengan cara yang benar membantu mereka merasakan manfaat penuhnya. 

Kami tidak akan lagi menyebutnya sebagai "kolaborasi yang didukung computer based intelligence", sama seperti kami tidak menyebutnya sebagai "kolaborasi cloud". Selain Zoom Work environment, apakah ada alat kolaborasi bertenaga man-made intelligence lain yang menurut Anda menjanjikan? Selain perangkat lunak kolaboratif Axios HQ untuk komunikasi interior, tumpukan teknologi simulated intelligence kami memiliki alat seperti Miro untuk bertukar pikiran dan berbagi ide, Google Work area untuk dokumen, dan Thought untuk manajemen proyek.  Ini adalah alat yang menurut kami memiliki dampak withering besar terhadap bisnis kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun