Perilaku dan gaya hidup anak muda zaman sekarang sungguh mulai meperihatinkan. Tidak heran, segala sesuatu yang semakin modern dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan sarana hiburan yang menunjang dapat mempengaruhi gaya hidup bebas dan keren menurut versinya. Hadir nya smartphone, sarana permainan berteknologi tinggi, cafe ber-design apik masa kini yang menyediakan menu dengan harga fantastis, serta tren busana beragam merupakan gambaran anak muda masa kini.
Bicara tentang anak muda tentu tidak ada habis nya. Bahkan hanya dengan jarak setahun dua tahun saja tren yang terbentuk sudah sangat berubah. Bila kita berbicara tentang social media di internet saja dan ambil rentang umur 17 – 25 tahun sudah terlihat banyak nya perbedaan. Seperti twitter misalnya, sarana sosial media ini sudah tidak lagi diramaikan dengan generasi berumur 17 – 21 tahun. Seperti yang kita juga kenal dan baru – baru ini mulai diperbincangkan yaitu snapchat, sosial media yang satu ini justru lebih banyak di dominasi anak muda berumur 17 – 20 tahun. Begitu juga dengan facebook, instagram, path, ask fm dan masih banyak lagi yang penggunanya didominasi kalangan umur tertentu. Ini membuktikan perubahan tren yang terbentuk pada kawula muda masa kini sungguh cepat terjadi.
Mari kita mulai kupas dari segi kehidupan sosial kawula muda masa kini. Keharusan untuk “Go Social!” yang melekat pada anak muda rasanya perlu dirunut kembali. Apakah kata “Go Social!” masih melekat dengan nilai yang tepat? Di masa muda tentu nya kita perlu memperluas jaringan dan berhadapan dengan beragam karakter manusia agar terbiasa untuk beradaptasi pada satu lingkungan baru. Namun jaringan ke arah mana kah yang umum nya berhasil diperluas oleh anak muda kebanyakan? Dan karakter seperti apa yang terbangun pada anak muda masa kini dengan jaringan yang diperluasnya? Bagaimana dengan “Goal Setting” yang umum nya orang tua sudah tanamkan sejak kecil? Apakah lingkungan sosial kawula muda cukup mendukung terselenggaranya “Goal Setting” tersebut?
Rasanya orang tua tidak perlu khawatir untuk berhadapan dengan perkembangan zaman yang begitu pesat bila mind set anak muda sudah berada pada konsep yang positif. Dengan mind set berkonsep positif tentunya daya tarik akan satu hal juga akan berada dalam koridor yang positif. Memperluas jaringan misalnya, tentunya bila daya tarik satu individu mengarah kepada olah raga tidak mungkin tertarik pada kalangan yang aktif dalam kehidupan malam. Begitu juga individu dengan daya tarik yang berorientasi pada prestasi akademik, tentunya kecil sekali kemungkinan untuk tertarik aktif bersosialisasi dengan kalangan yang hari – harinya didominasi dengan game online di internet lalu mengabaikan hal penting lain nya.
Anak muda tentu ingin terlihat keren. Dan sukses tidak nya kawula muda di masa depan bergantung pada definisi keren yang melekat pada benaknya saat muda. Keren dalam konsep yang positif tentu syarat akan produktifitas dan prestasi. Prestasi juga semestinya tidak melulu ditunjukkan dengan piagam atau sertifiikat. Memiliki eksistensi dalam arti sesungguhnya yang bukan sekedar pencitraan di social media juga sudah dapat dikatakan prestasi. Dengan berkontribusi pada kegiatan positif tentunya juga menstimulasi pikiran positif. Karna anak muda yang aktif dalam kegiatan positif tentu menghasilkan “lelah” yang berguna untuk masa depan nya.
Bagaimana dengan definisi keren yang melekat pada kebanyakan kawula muda masa kini? Sepertinya clubbing, check in location di cafe mahal, dan kebut- kebutan di jalanan merupakan barometer eksistensi sehingga menjadi penentu seberapa keren nya anak muda kebanyakan. Sungguh disayangkan. Bagaimana dengan karya serta kreatifitas yang semestinya jadi tolak ukur eksistensi?
Kawula muda masa kini, masa gitu? Semestinya hadirnya teknologi canggih dengan beragam sarana social media dapat membuat anak muda masa kini semakin maju dengan beragam prestasi. Sebab, seluruh informasi lebih mudah diakses dan semangat berprestasi lebih mudah ditularkan melalui social media. Anak muda harus berkarya, karna eksistensi itu dari prestasi bukan “check in” sana sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H